unescoworldheritagesites.com

Konflik Antar Desa di Maluku Tenggara Bukan Soal Agama - News

Konflik Antar Desa di Maluku Tenggara Bukan Soal Agama (Istimewa)


: Konflik antara warga 2 desa di Maluku Tenggara Provinsi Maluku bukan soal agama.

Konflik itu berawal dari masalah hukum adat yang disebut Sasi.

 Konflik terjadi karena salah satu desa merasa tidak dilibatkan dalam prosesi kegiatan Sasi itu.

Jadi artinya konflik dua desa itu sama sekali bukan karena persialan agama.

Baca Juga: Lirik Lagu Ancor Lantaran Ngana – Asal Sulawesi Utara

Hal itu disampaikan oleh Bupati Malulu Tenggara H Thaher.

Minggu (13/11/2022) kondisi sudah mulai kondusif dan tidak ada lagi serangan dari kedua pihak yang bertikai.

Warga terlihat masih waspada dan berjaga-jaga di desa masing-masing.

Sekretaris Umum Keuskupan Amboina RD Agustinus Arbol menyatakan keuskupan mengutuk keras segala bentuk provokasi dan tindakan kejahatan yang merusak tatanan hidup masyarakat.

Ia mengatakan keuskupan meminta pemerintah daerah dan aparat kepolisian menindak tegas pelaku kejahatan dan penyebar provokasi dalam insiden tersebut.

Baca Juga: Lirik Lagu Rumah Par Ale

Aparat TNI-Polri juga harus memberikan rasa aman kepada masyarakat.

"Mengajak para tokoh agama, adat, budaya, pemuda, dan masyarakat untuk membantu aparat TNI-Polri ikut menjaga keamanan agar situasi terkendali dan kondusif," katanya pula.

Kapolda Maluku Irjen Pol Lotharia Latif dalam keterangan resminya mengajak semua pihak hentikan pertikaian di Maluku.

"Sampai kapan akan terus bertikai, sementara daerah-daerah lain sudah maju membangun daerahnya, meningkatkan ekonomi kerakyatan, dan kesejahteraan hidup rakyat untuk generasi anak cucu mendatang," ujar Kapolda Maluku.

Di lapangan, pihak keamanan TNI dan Polri mulai berdatangan dan disiagakan di wilayah bentrok.

TNI berasal dari Kodim 1503 dan Batalion 734 Ibra, sementara.

Sementara kepolisian terdiri dari Polres Malra, Brimob Polda Maluku Kompi C Tual. Dan Brimob Polda Maluku yang baru tiba di Langgur yang selanjutnya menuju Kei Besar.

Dampak bentrok kelompok warga mengakibatkan kerusakan berupa kendaraan roda dua yang terbakar berjumlah enam unit di Ohoi Depur dan Wakatran dekat Ohoi Elat.

Baca Juga: Bentrok Penduduk 2 Desa Di Maluku Tenggara Dua Polisi dan Puluhan Warga Terluka

 Lalu enam rumah warga Ohoi Depur, Wakatran, dan Wakol. Dua bangunan sekolah SMP dan SMA di Wakatran, dan 22 rumah warga di Ohoi Ngurdu terbakar dan rusak berat.

Untuk korban luka-luka akibat terkena panah maupun sayatan benda tajam.

Mereka terdiri dari korban di Ohoi Bombay 14 orang. Ngurdu satu orang, Ohoi Soinrat tujuh orang. Ohoi Watsin enam orang. Dan Elat 22 orang.

Sebanyak dua anggota kepolisian juga mengalami luka akibat panah.

Korban dari kepolisian yakni Matias Vavu anggota Brimob BKO Yon C Pelopor Tual  mengalami luka panah pada paha kiri. Dan Surya Indra Lasmana anggota Polsek Kei Besar  mengalami luka panah pada pinggang sebelah kiri.

Baca Juga: Lirik Lagu Terlalu Cinta - Rossa

Kemudian  dua korban meninggal. Masing-masing berasal dari Ohoi Bombay, Tosy Urbanus Uluhayanan (28) meninggal dunia akibat proyektil pada bagian tenggorokan.

Dan satu warga lansia dari Ohoi Ngurdu bernama Daniel Kabinubun (62)  meninggal dunia akibat terjebak di dalam rumah yang terbakar.

Sumber: Istimewa




Terkini Lainnya

Tautan Sahabat