unescoworldheritagesites.com

Redam Ketegangan di Laut China Selatan, Komunikasi dan Negosiasi ASEAN - China Perlu Dilanjutkan - News

Redam ketegangan di Laut China Selatan, komunikasi dan negosiasi ASEAN - China perlu dilanjutkan. (G. Windarto/Ist.)

: Ketegangan di Laut China Selatan terus diupayakan tidak semakin meruncing melalui jalan komunikasi dan negosiai.

Pemicu ketegangan di Laut China Selatan, negara-negara yang berada di kawasan tersebut tidak sependapat dengan klaim China sebagai yang paling berhak di situ.

Adapun negara-negara yang berada di kawasan Laut China Selatan antara lain Filipina, Vietnam, Malaysia, Brunai Darussalam. Negara-negara di kawasan Asia Tenggara itu seluruh anggota ASEAN.

Baca Juga: Dampak Bising dan Getaran Proyek Pembangunan Apartemen Majapahit Suites di RW 18 Perumahan Cibubur Residence

Baik Vietnam, Malaysia dan Brunei Darussalam punya tumpang tindih klaim dengan China di Laut China Selatan. Begitupun Filipina.

Relasi Filipina dan China memburuk dalam dua bulan di akhir tahun 2023. Sengketa Beijing-Manila adalah bagian dari saling klaim di Laut China Selatan.

Beijing mengklaim hampir seluruh perairan itu dengan menyebutnya sebagai kawasan "Nine-Dash Line" yaitu wilayah historis militer China yang termasuk sebagian zona ekonomi eksklusif (ZEE) Brunei Darussalam, Malaysia, Filipina dan Vietnam.

Baca Juga: Baznas Bersama Komunitas Mahasiswa Penerima Beasiswa Gelar Kegiatan Sosial di Pesisir Marunda

Pada dua bulan terakhir 2023, hampir tiap pekan terjadi ketegangan antara China dan Filipina di Laut China Selatan, termasuk juga melibatkan pihak ketiga yaitu Amerika Serikat (AS) yang melakukan latihan militer dengan Angkatan Laut Filipina di perairan tersebut.

Pemerintah Filipina yang merupakan sekutu dekat AS memberikan akses kehadiran militer AS di empat pangkalan di negara tersebut sehingga menjadikan mereka dapat berhadapan langsung dengan militer China yang secara aktif hadir di Laut China Selatan dan bahkan membayangi Taiwan.

Filipina juga menempatkan kapal perang BRP Sierra Madre sebagai "markas terapung" sejak 1999 bagi penjaga pantai Filipina di dekat pulau karang yang disebut China sebagai "Ren'ai Jiao".

Baca Juga: Bangga Pendaki Putri Gen Z Khansa Syahlaa Siap Taklukan Gunung Aconcagua Argentina, Menpora Dito Katakan Negara Terus Hadir untuk Merah Putih

"Ren'ai Jiao" disebut oleh Filipina sebagai "Beting Ayungin" yaitu bagian dari Kepulauan Spratly yang disengketakan kedua negara, selain juga beberapa negara Asia Tenggara lainnya.

Untuk meredam ketegangan tersebut, pihak China membuka pertemuan dengan pihak Filipina.

Baru-baru ini, pejabat Kementerian Luar Negeri kedua belah pihak bertemu di China.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat