unescoworldheritagesites.com

BRI Dana Reksa Sekuritas Pendorong Pertumbuhan Ekosistem Perusahaan ke Depan - News

 BRI Dana Reksa Sekuritas Pendorong Pertumbuhan Ekosistem Perusahaan ke Depan (Istimewa)

 

: BRI kian mantap dalam upaya meningkatkan bisnis dengan estimasi  melibatkan 30 juta pelaku UMKM  tahun 2025 di Indonesia.

BRI mulai merambah ke bisnis fintek atau teknologi keuangan yang akan menumbukan  kreatifitas perusahan menuju pencapaian keuntungan perusahaan ke depan.

BRI adalah lembaga keuangan bidang perbankan yang selalu menciptakan trobosan baru dalam dunia bisnis usai pandemi covid 19.

Baca Juga: BRI Manfaatkan Pasar Bisnis Microfinance Bantu Warga Kecil 2023

Misalnya, lini bisnis fintech  yang dijalankan PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO) melalui GoTo Financial (GTF). 

Disebut, akan menjadi pendorong pertumbuhan ekosistem perusahaan ke depan.

 Hal ini diungkapkan dalam riset terbaru BRI Danareksa Sekuritas saat ini.

"GoTo Financial adalah pendorong yang erat dan [menjadi motor] pertumbuhan ekosistem. GoPay akan tetap menjadi katalis utama. Dengan layanan GoFood, GoBiz, Gomodal, dan Gokashir, penetrasi Gopay akan makin berkembang," ungkap Analis BRI Danareksa Niko Margaronis, dalam riset per 9 Januari 2023,  Selasa (10/1/2023).

Faktor pendorongnya, yakni ada 20,5 juta UMKM yang sudah terdigitalisasi dan pemerintah juga akan meningkatkan jumlah UMKM go digital mencapai 30 juta UMKM pada 2023.

Baca Juga: Kamtibmas Kota Jayapura Aman Pasca Penangkapan Gubernur Lukas Enembe

Dengan pertimbangan ini, GoTo diproyeksi bisa mencapai margin kontribusi positif pada kuartal III sampai kuartal IV-2023 dan EBITDA positif pada 2025 tanpa ada pendanaan baru. Margin kontribusi adalah rasio nilai dari profitabilitas dari masing-masing produk yang ada di perusahaan GoTo, sebelum dikurangi oleh biaya headquarter  atau operational expenses (opex).

Prediksi ini dengan mengasumsikan bahwa belanja operasional (opex), termasuk promosi, iklan, dan pemasaran akan turun seiring dengan dukungan ekosistem dalam meningkatkan nilai transaksi bruto (gross transaction value/GTV) GoTo.

"Opex lainnya, termasuk biaya karyawan juga turun," kata dia.

Dia juga memproyeksikan GoTo bisa mencapai EBITDA positif pada 2025 mengingat pertumbuhan triwulanan GTV yang stabil, kompetisi yang baik dengan skema monetisasi yang teratur disesuaikan ke atas, dan efisiensi biaya. Asumsi tersebut juga menyiratkan bahwa saldo kas perusahaan juga masih cukup kuat.

"Kami memperkirakan total GTV tumbuh lebih lanjut di kuartal IV-2022 menjadi Rp 6 triliun sesuai target. Jika tidak lebih, maka akan dibantu faktor lain yakni siklus akhir tahun. Pertumbuhan [GTV] akan stabil di 2023 dan triwulanan naik 4%," ujarnya.

Baca Juga: Lukas Enembe Ditangkap KPK di Jayapura langsung diterbangkan ke Jakarta

Dengan pertimbangan ini, Niko mempertahankan rekomendasi beli (buy) saham GOTO dengan target harga Rp 196/saham. Target harga ini sudah disesuaikan dengan penurunan minat investor global terhadap saham sektor teknologi mengingat seluruh saham sektor teknologi di global turun sejak tahun lalu hingga kini.

Pada penutupan perdagangan Senin (9/1), data Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatat saham GOTO berada di level Rp 93/saham, turun 2,11% dengan nilai transaksi Rp 179 miliar dan volume perdagangan 1,91 miliar saham. Kapitalisasi pasar GOTO mencapai Rp 110,15 triliun dengan tren sebulan terakhir saham GOTO naik 6,90% dan sepekan terakhir saham GOTO dibeli asing di pasar reguler Rp 14,04 miliar.

BRI Danareksa memakai perhitungan saham GOTO di level Rp 95/saham yang mencerminkan rasio nilai enterprise value /pendapatan kotor (EV/gross revenue) sebesar 2,6-3 kali untuk full year 2023-2024. Di sisi lain, saham teknologi saat ini mulai balik arah seiring dengan penantian data ekonomi AS yang membaik dan arah kebijakan bank sentral The Fed.

Menurut Kepala Investasi di Independent Advisor Alliance Chris Zaccarelli, jika The Fed mengendalikan inflasi, saham teknologi memiliki peluang menjadi pemimpin pasar. Namun, The Fed masih menyesuaikan kebijakan dalam 6-8 bulan lagi.

Dukatakan beberapa sentimen positif lainnya buat GoTo di antaranya keputusan menaikkan take rate (persentase komisi) seluruh segmen bisnisnya, khususnya Tokopedia.

"GoTo menerapkan tarif baru untuk e-commerce, termasuk pengiriman gratis. Penyesuaian biaya layanan dapat mendorong take rate Tokopedia naik menjadi 4% di kuartal II-2023 dan seterusnya, dari sebelumnya di kuartal III-2022 sebesar 3,2%," kata Niko.

Baca Juga: BRI Gelar Kompetisi Pengusaha Muda Tumbuhkan Akselerasi Bisnis di Indonesia

Gojek juga menaikkan biaya komisi yang dibebankan kepada pengemudi di Singapura dari 10% menjadi 15%. Gojek juga mendorong diferensiasi demi memperluas konsumen di Singapura dengan layanan Gocar Kids dan XL Kids yang menyediakan kursi anak.

Sedangkan di wilayah Jakarta, layanan GoCar merambah ke kendaraan yang lebih lega dan mewah yang menyasar segmen pasar baru (GoCar Premium).

Inilah jenis-jenis usaha yang berkembang cepat aesuai kondisi k3majuan teknologi dewasa ini.

Karena itu warga khususnya generasi milenial diimbau bergabung untuk mengembangkan bisnis ini.

Baca Juga: Cepat Tanggap, BRI Peduli Salurkan Bantuan ke Masyarakat Terdampak Banjir Semarang dan Demak

Pasalnya selain mudah tapi juga bisnis ini mampu bertahan di tengah situasi sulit. ***

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat