unescoworldheritagesites.com

Bank Indonesia Waspadai Potensi Inflasi Jatim Bisa Lampaui 3,5 Persen - News

Kepala Perwakilan Bank Indonesia Jatim, Dody Zulverdi saat berbicara dalam HLM dan Rapat Koordinasi TPID Dalam Rangka Jelang Akhir Tahun 2023

: Bank Indonesia Kantor Wilayah Jawa Timur mendorong Pemprov Jatim untuk segera menangani sejumlah faktor yang menjadi pemicu kenaikan inflasi di tahun ini.

Bank Indonesia khawatir, bila faktor pemicu itu tidak teratasi, imbasnya akan menggelembungkan inflasi Jatim akhir tahun 2023 menjadi lebih dari 3,5 persen. 

"Kami melihat secara keseluruhan tahun depan inflasi Jatim diperkirakan masih tetap rendah sebesar 2,5 persen, sesuai target nasional. Tapi risiko bisa melampaui nilai itu cukup besar," ujar Kepala Perwakilan Bank Indonesia Jatim, Dody Zulverdi dalam High Level Meeting (HLM) dan Rapat Koordinasi Tim Pengendalian Inflansi Daerah (TPID) Dalam Rangka Jelang Akhir Tahun 2023, kemarin.

Baca Juga: Relawan Barisan 08 Center: Erick Thohir Dinilai Lebih Berpengalaman Dibanding Gibran

Sejumlah faktor risiko yang mampu memacu kenaikan inflasi ini adalah kenaikan harga minyak dunia, El-Nino yang tidak bisa dikendalikan dan masalah struktural seperti produktifitas dan distribusi.

Sementara, Wakil Gubernur Jawa Timur Emil Elestianto Dardak mengakui wilayahnya dihadapkan pada dilema tingkat inflasi yang disebabkan oleh komoditas pangan.

"Jawa Timur ini adalah produsen beras, jadi kita swasembada dan ada surplusnya. Tapi kita tidak bisa melarang orang luar Jawa untuk makan beras kita," ujarnya.

Baca Juga: Jumat Curhat, Kapolda DIY Sosialisasikan Metode Cegah Tangkap dan Ibu Memanggil Terhadap Kejahatan Jalanan

Wagub dalam kesempatan itu menekankan pentingnya koordinasi dan sinergi semua pihak dalam pengendalian inflasi dan mitigasi dampak El Nino. Dia meminta semua jajaran yang hadir di ajang iji untuk mengambil langkah-langkah serius dalam penanganan dampak El Nino ini.

Menurut Wagub, kenaikan harga dapat didorong oleh berbagai hal. Entah itu kenaikan harga produksi maupun kelangkaan bahan. Maka, diskusi pada HLM ini harus melahirkan sistem yang dapat menyelesaikan hal tersebut.***

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat