unescoworldheritagesites.com

Indosat Ooredoo Hutchison - CGV Gelar Pelatihan dan Kompetisi Film Pendek - News

  Director & Chief Regulatory Officer Indosat Ooredoo Hutchison, Muhammad Buldansyah (kiri), Pamong Budaya Bidang Perfilman Kemendikbudristek RI, Marlina Yulianty (dua dari kiri), usai meluncurkan Program SOS.

: Indosat Ooredoo Hutchison (IOH) bekerja sama dengan CGV menggelar program literasi digital Save Our Socmed (S.O.S) dalam bentuk kompetisi film pendek. Program berhadiah total Rp100 juta ini ditujukan untuk pelajar, mahasiswa, dan umum.

Menurut Director & Chief Regulatory Officer Indosat Ooredoo Hutchison, Muhammad Buldansyah, melalui program ini pihaknya berharap bisa memberikan keterampilan digital. "Kami ingin mengajak anak muda untuk memanfaatkan media sosial sebagai sarana meningkatkan kreativitas dengan membuat konten positif,' ujarnya, Senin (5/9//2022).

Kegiatan yang didukung Indosat Ooredoo Hutchison ini disertai pelatihan pembuatan film gratis di bioskop-bioskop CGV di 10 kota Indonesia. Acara bertema 'Waspada Flex Culture, Stay Humble!' ini diinisiasi menanggapi fenomena flexing, atau banyak anak-anak Gen-Z yang kerap memamerkan kekayaan dan kesombongannya di media sosial.

Baca Juga: Hari Pelanggan Nasional 2022, Manajemen Indosat Ooredoo Hutchison Sapa Pelanggan Setianya

Dia menyebut flexing berdampak negatif, karena menyebabkan rasa fear of missing out (FOMO), kurang percaya diri, merusak mental pribadi, dan mempengaruhi produktivitas.

Lewat S.O.S, IOH berharap bisa menginspirasi anak muda Indonesia agar menggunakan internet untuk hal-hal produktif, kreatif, dan positif. Hal ini sejalan dengan misi perusahaan untuk menghadirkan pengalaman digital kelas dunia, menghubungkan, dan memberdayakan masyarakat Indonesia.

Berdasarkan data Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) dari total 210 juta pengguna internet Indonesia periode 2021–2022, sebanyak 99,16% pengguna ada di kelompok usia 13-18 tahun.

Baca Juga: Lirik dan Chord Gitar Lagu Galang Rambu Anarki - Iwan Fals

Meski pengguna internet di kalangan anak muda sangat besar, namun data Digital Civility Index (DCI) Microsoft menunjukkan terdapat peningkatan konten dan perilaku negatif di media sosial.

Berdasarkan survei tersebut, 30% responden menyebut kesopanan di sosial media memburuk selama pandemi, tolong-menolong berkurang 11%, sikap tidak saling mendukung berkurang 8%, rasa kebersamaan juga menurun 11%. Dampaknya, flex culture menjadi kontributor yang menyebabkan lebih dari 19 juta anak-anak Indonesia berusia 15 tahun ke atas mengalami depresi (Riskesdas, 2018)

Staf Ahli Menteri Bidang Manajemen Krisis, Kebudayaan, Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif RI, Fadjar Hutomo, berharap pelatihan dan kompetisi film pendek S.O.S ini bisa menjadi media pembelajaran bagi anak muda Indonesia untuk memamerkan kreativitas. "Sehingga, media sosial bisa menjadi wadah untuk membuat konten positif," ujarnya.

Baca Juga: Lirik dan Chord Gitar Lagu Pingal - Denny Caknan

Setelah mendaftar dalam kompetisi film, peserta S.O.S akan menerima pelatihan pembuatan film pendek dan edukasi mengenai dampak negatif Flex Culture. Hasil karya mereka lantas dilombakan dan seluruh peserta akan diajak untuk bersama-sama menyaksikan karya-karya yang terpilih.

Sementara Direktur CGV, Haryani Suwirman mengaku mendukung kegiatan yang mengeksplorasi kreativitas anak muda sekarang. "Kami berharap lewat ajang ini bisa mengangkat bakat-bakat terpendam untuk memajukan dunia perfilman Indonesia. Kami percaya anak muda Indonesia punya banyak ide-ide luar biasa," ujarnya.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat