unescoworldheritagesites.com

Setelah Limbah Biomassa, Kini PLN Nusantara Power Sukses Uji Co-firing Ammonia di PLTU Gresik - News

Direktur Utama PT PLN Nusantara Power, Ruly Firmansyah (tengah) saat uji Co-firing ammonia

: PT PLN Nusantara Power (PNP) melakukan uji Co-firing (campuran bahan bakar) ammonia pada PLTU Gresik Unit 1 UP Gresik. Penggunaan ammonia ini merupakan yang pertama kali dilakukan setelah sebelumnya mereka mengembangkan penggunaan biomasa di 15 Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) batubara.

Menurut Direktur Utama PT PLN Nusantara Power, Ruly Firmansyah, Co-firing merupakan program konversi bahan bakar rendah emisi karbon yang secara bertahap akan terus digencarkan untuk mengejar target bauran Energi Baru Terbarukan (EBT) dan menuju zero emisi pada 2060.

Pengenalan ammonia sebagai bahan bakar alternatif yang dilakukan PLN Nusantara Power sebelum G20 pada November 2022 mendatang itu, diharapkan dapat mendukung Indonesia sebagai salah satu perusahaan terdepan di Asia Tenggara dan dunia pada bidang energi berbasis lingkungan.

Baca Juga: PJB Luncurkan Nama dan Logo Baru Jadi PLN Nusantara Power, Siap Kelola Pembangkit Lebih Banyak

“Sebelumnya di PLTU Paiton, kita sudah menerapkan Co-firing menggunakan biomassa. Sekarang kita berupaya melakukan inovasi dengan menggunakan ammonia sebagai bahan bakar di PLTU gas dan BBM,” ujarnya di Gresik, Rabu (12/10/2022).

Dia menjelaskan bahwa PLN Nusantara Power yang sebelumnya bernama PT Pembangkitan Jawa Bali ini sudah mengembangkan Cofiring biomassa selama 2 tahun terakhir di PLTU batubara.

Co-firing biomassa dan Co-firing ammonia yang sedang digencarkannya itu merupakan bagian dari program dekarbonisasi yang bertujuan mengurangi emisi karbon ataupun gas rumah kaca dari pembangkit termal. Co-firing biomassa diterapkan untuk PLTU batubara, sedangkan Co-firing ammonia untuk PLTU gas dan BBM.

Baca Juga: Doa Ketika Gempa Bumi

Menurut Direktur Operasi 1 PNP, M Yossy Noval, PLTU Gresik dipilih untuk uji coba penerapan Co-firing ammonia karena instalasi dan mesinnya dinilai lebih siap. Sistemnya juga sudah dipastikan tidak akan terganggu oleh aktifitas uji coba tersebut.

Berdasarkan hasil evaluasi yang dilakukan, biaya penggunaan bahan bakar ammonia ini masih tergolong mahal. Dibandingkan menggunakan energi sebelumnya, harga listrik yang dihasilkan hanya senilai Rp1.630/kwh. Tapi lewat Co-firing ammonia, harga yang terbentuk mencapai Rp13.864,87/kwh listrik.

Pihaknya optimis harga itu masih bisa ditekan. Karena dalam uji coba ini, pihaknya menggunakan ammonia industri yang harganya memang mahal. Tapi ke depan, akan ada dukungan pemerintah untuk menekan biaya produksi menjadi lebih murah diantaranya lewat dukungan infrastruktur.

Baca Juga: Doa Dzikir Pagi

Sementara Peneliti ahli Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Eniya Listiani Dewi yang hadir dalam kegiatan tersebut, menilai PLN Nusantara Power telah melakukan satu step dalam Co-firing pertama menggunakan ammonia. Hal ini sejalan dengan keinginan Presiden Jokowi yang meminta kerja sama dengan Jepang terkait hidrogen dan ammonia.

“Kami mendorong industri untuk masuk ke green atau blue hidrogen sehingga produksi ammonia juga bisa ditingkatkan.Selama ini ammonia banyak dipakai pabrik pupuk,” ujarnya.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat