unescoworldheritagesites.com

Kota Mataram Pacu Industri Kuliner - News

Sate Rembige, salah satu industri kuliner khas Kota Mataram. (Suara Karya/Hernawardi)

: Peran Kota Mataram sebagai Ibu Kota Provinsi NTB sangat mendukung dalam pengembangan industri jasa dan perdagangan, khususnya kuliner khas NTB. Hal ini untuk mengimbangi keterbatasan sumber daya alam (SDA) di wilayah kota yang diselaraskan dengan pengembangan sumberdaya manusia (SDM) sebagai modal dasar pengembangan industri kuliner.

“Beragam kebijakan dan event seperti Bazar UMKM yang menghadirkan 200 IKM lokal ditujukkan untuk memberikan ruang kreatif kepada pelaku industri kuliner di Kota Mataram khususnya agar semakin tumbuh dan berkembang, yang akan berimplikasi pada peningkatan ekonomi daerah secara keseluruhan,” kata Walikota Mataram, H Mohan Roliskana di Mataram, Senin (31/10/2022).

Kepala Dinas Perindustrian Provinsi NTB Nuryanti menambahkan, industrialisasi dihajatkan untuk membangun tumbuhnya ekosistem industri di NTB. Kota Mataram, dalam posisinya sebagai ibu Kota Provinsi NTB, tentunya menjadi muara hilirisasi dari seluruh proses industri khususnya di sektor kuliner di NTB. Contohnya, kuliner Ayam Taliwang Vacum, dikemasnya di wilayah Mataram agar lebih bisa tahan lama, tapi bumbunya, ayamnya, telurnya tentu bisa berasal dari seluruh wilayah di NTB. Tentunya hal ini akan mendorong lahirnya Kampung Unggas, mendorong industri logam untuk membuat mesin penetas telur, dan para pelaku industri olahan lainnya akan berkontribusi sesuai dengan perannya masing-masing.

Baca Juga: Kuliner Jagat Nusantara Tersaji di Festival Jajanan Bango 2022: Semangat Cintai & Lestarikan Budaya Indonesia

“Beragam kuliner yang mulai tumbuh dan berkembang di Kota Mataram saat ini, itulah yang ingin kita bangun sebagai sebuah konsep ekosistem industrialisasi NTB,” ucapnya.

Baca Juga: Gerai Kopi Kenangan dan Restoran Sari Ratu Hadir di Malaysia, Perkuat Etalase Kuliner Indonesia di Luar Negeri

Nuryanti mengakui jika membangun ekosistem industri bersama pelaku IKM di NTB memang bukan sebuah hal yang mudah. Butuh kesabaran dan komitmen untuk terus melakukan pendampingan kepada para pelaku industri dalam membangun jejaring ekosistem industri di NTB. Khususnya untuk industri kuliner.

“Beragam cara dilakukan untuk terus mendorong, mempercantik dan membangun kepercayaan diri pelaku IKM kuliner, agar lebih percaya diri dan mampu bersaing di level yang lebih tinggi,” ujarnya.

Ia melihat, tidak hanya dari segi olahannya, namun juga pendampingan legalitasnya, izin edarnya, sertifikasinya dan beragam kebutuhan mendasar lainnya, agar IKM kuliner itu bisa naik kelas.

Misi besar yang dimaksud dalam event Roadshow Industrialisasi NTB ini tentunya mendapat atensi baik dari banyak pihak. Kehadiran Dirjen Industri Kecil Menengah Dan Aneka (IKMA) Kementerian Perindustrian RI Reny Yanita dalam event Roadshow Industrialisasi di Kota Mataram ini menjadi bukti dukungan untuk terus mewujudkan ekosistem industri di NTB, khususnya dalam mengoptimalkan kekuatan SDM wirausaha di Kota Mataram dan posisi strategisnya sebagai muara hilirasi produk industri kuliner di Ibu Kota Provinsi NTB, tentu menjadi pertimbangan utama.

“Bagaimanapun, kerja sama antara Pemerintah Kota, Provinsi dan Pemerintah Pusat dalam mewujudkan misi besar tersebut tentunya harus terus terbangun dalam kerangka kerja sama yang berkelanjutan,” harapnya.

Kata Nuryanti, dalam mensukseskan program Industrialisasi ini tentunya harus didukung oleh semua pihak, baik itu lingkup Organisasi Perangkat Daerah (OPD) utamanya dalam menjalakan Perda Bela Beli Produk Lokal. Karena persoalan mendasar adalah, pelaku IKM sudah mampu memproduksi, sekarang bagaimana pasarnya juga hendaknya OPD menjadi yang terdepan membeli produk IKM/UMKM. Begitu juga dengan OPD kabupaten/kota untuk memperkuat program Beli Bela Produk Lokal, dalam meningkatkan perekenomian masyarakat dan ujungnya adalah pertumbuhan ekonomi meningkat serta kemiskinan dan pengangguran berkurang.

“Pekerjaan selanjutnya bagaimana memasifkan penjualan produk-produk lokal NTB. Perlu cara luar biasa dan ‘out of the box’. Industri 4.0 menjadi ikhtiar kedepannya,” kata Yanti. ***

 

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat