unescoworldheritagesites.com

Selandia Baru Memohon Pendekatan Persuasif untuk Selamatkan Pilot yang Disandera KKB - News

Selandia Baru Memohon Pendekatan Persuasif  Untuk Selamatkan  Pilot Yang Disandera KKB (Istimewa)



: Menko Polhukam Mahfud MD, mengaku Pemerintah Selandia Baru memohon kepada Indonesia.

Maksudnya agar  pembebasan Pilot  warganya yang disandera KKB Pimpinan Egianus Kogoya tanpa kekerasan.

Selandia Baru menginginkan warganya dibebaskan teroris dalam keadaan selamat.

Baca Juga: Awas - Demam Keong Serang Warga Poso dan Sigi Sulawesi Tengah

Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menko Polhukam) Mahfud MD menyatakan bahwa Kelompok Kriminal Pemerintah Bersenjata (KKB) pimpinan Egianus Kogoya selalu menantang Tentara Nasional Indonesia (TNI).

 Kelompok tersebut yang menyandera pilot maskapai Susi Air asal Selandia Baru, Philips Mark Methrtens (37).

Mahfud mengungkapkan hal itu saat mendapat pertanyaan dari Dahlan Iskan soal apakah penyanderaan Philips berkaitan dengan penahanan Lukas Enembe dan pembentukan Daerah Otonomi Baru (DOB) di Papua. Dengan tegas, Mahfud menjawab “tidak”.

“Kogoya ini sejak tahun lalu, sebelum ada urusan Enembe, sebelum ada DOB, itu memang sudah memberontak,” kata Mahfud saat menggelar dialog dengan sejumlah tokoh di Kantor Kemenko Polhukam, awal pekan ini.

 Bahkan, kata Mahfud, KKB pimpinan Egianus Kogoya menantang TNI untuk datang markas mereka.

Baca Juga: Kerusuhan Wamena 10 Orang Tewas 18 Aparat Luka

 “Selalu mengomongkan nantang-nantang, “ayo tentara datang ke sini”. Tapi sesudah dicari, lari itu. Seharusnya kalau sudah nantang muncul,” ujar Mahfud.

Terkait upaya pembebasan Philips, Mahfud mengatakan bahwa aparat gabungan TNI-Polri sebenarnya telah mengetahui titik koordinatnya.

Namun hal itu urung dilakukan setelah Selandia Baru memohon  agar tidak ada tindakan kekerasan.

 “Ini masalahnya yang disandera orang asing dan begini pokoknya sandera ini “akan kami lepas kalau Papua dilepas,” kata Mahfud.

" Pemerintah  Selandia Baru datang ke sini dan memohon tidak ada tindakan kekerasan karena itu warga kami (Selandia Baru) agar masalah ini tidak menjadi (masalah) internasional,” ujar Mahfud.

Saat  ini, pemerintah masih mencari cara terbaik untuk membebaskan sandera tersebut.

“Oleh sebab itu kita masih tangani, ditunggu saja mudah-mudahan ada penyelesaian. Tapi tidak ada kaitannya dengan DOB dan Lukas Enembe,” kata Mahfud.

Dalam operasi pencarian Philips, TNI-Polri mengedepankan cara persuasif dengan melibatkan tokoh-tokoh agama.

Baca Juga: Penanaman Serentak Kampung Klayas bersama PT Kilang Pertamina Internasional RU VII Kasim

Panglima TNI Laksamana Yudo Margono mengatakan, pihaknya masih menunggu Pj Bupati Nduga Namia Gwijangge bernegosiasi dengan KKB yang menyandera Philips.


Pemerintah  harus punya Tenggat Waktu untuk Selamatkan Pilot Susi Air. “Ya kita tunggu dulu. Karena dari Bupati minta waktu dia akan nego dulu. Ya sudah kita penuhi permintaan Bupati Nduga," ujar Yudo saat ditemui di kawasan Dharmawangsa, Jakarta Selatan, Kamis (16/2/2023).

Hal sama juga diungkapkan Panglima Kodam XVII/Cenderawasih Mayjen Saleh Mustafa.

Namun, jika pendekatan dialog atau soft approach gagal, jajarannya akan melakukan "tindakan terukur".

“Namun mengingat waktu, kami aparat TNI-Polri punya standar operasi yang harus dijalankan dalam upaya penegakan hukum, agar persoalan ini tidak berlarut. Harus ada batas waktunya," kata Saleh.

Philips bersama lima penumpang lainnya, hilang kontak sesaat setelah mereka mendarat di Bandar Udara Paro, Kabupaten Nduga, Papua Pegunungan, pada Selasa (7/2/2023).

Baca Juga: Kasus Dugaan Korupsi Selviana Wanma Bikin Pertentangan Putusan Antara Hakim Tipikor dan Hakim PN Sorong

 Pesawat dengan nomor registrasi PK-BVY itu dibakar oleh KKB pimpinan Egianus Kogoya sesaat usai mendarat. Lima penumpang yang merupakan orang asli Papua (OAP) telah dievakuasi dan kembali ke rumah masing-masing. ***

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat