unescoworldheritagesites.com

Inflasi di NTB Tinggi, Pemrov Gencarkan Bazar Ramadhan - News

Inflasi tinggi, NTB gelar Bazar Ramadhan.  (Suara Karya/Hernawardi)

Putaran Safari Ramadhan Gubernur NTB bersama jajaran OPD lingkup Pemprov NTB Senin (10/4/2023) digelar di Masjid Akromul Hak, Desa Jembatan Kembar Induk bersama Bupati Lombok Barat H. Fauzan, Khalid, M.Si, Sekda Lombok Barat, Drs. H. Ilham, M.Pd dan sjumlah anggota Forkompinda dan Kepala OPD lingkup Pemkab Lombok Barat.

Selepas menunaikan Sholat Ashar berjamaah, Gubernur berkesempatan berdialog dengan jamaah dan masyarakat setempat. Dalam arahannya Gubernur yang telah menuntaskan kegiatan serupa di Pulau Sumbawa mengungkapkan, Provinsi NTB dibandingkan dengan provinsi lain mengalami tingkat pertumbuhan ekonomi yang paling tinggi di Indonesia.

“Padahal kita ada gempa, Covid dan lain sebagainya, namun NTB denga segala tantangan-tantangan dan goncangan kita mampu memperoleh pertumbuhan ekonomi salah satu yang tertinggi di Indonesia. Tapi diakui pertumbuhan ekonomi tersebut tidak begitu dirasakan walaupun begitu NTB juga salah satu daerah dengan tingkat inflasi paling tinggi. Jadi ada terjadi kenaikan harga-harga secara umum yang terjadi dan dirasakan masyarakat,” ujar Bang Zul sapaan akrabnya.

 

Baca Juga: Puteri Komarudin Dorong Bank Indonesia Gencarkan GNPIP: Jaga Stabilitas Inflasi Daerah

Bang Zul menyebut, salah satu penyebab inflasi paling tinggi itu adalah kenaikan harga beras. Masyarakat NTB merasakan harga beras termasuk yang paling tinggi. Harga beras ini tinggi dimana sebelumnya petani dan pedagang di NTB protes karena harga gabah itu rendah.

 

Baca Juga: Kendalikan Inflasi, Pemerintah Alokasikan Anggaran Ketahanan Pangan Rp104,2 T

“Banyak petani pedagang kita protes karena harga beras itu rendah yang bisa merugikan petani dan pedagang kita. Nah sekarang kebetulan harga beras di Jawa itu tinggi, jadi berapapun suplay beras dari NTB terserap di Pulau dan harganya tinggi. Jadi mau nggak mau logikanya banyak pedagang kita lebih memilih untuk menjual gabah dan berasnya di Jawa. Sayangnya hal ini berakibat persediaan beras di NTB menjadi sedikit,” terang Gubernur.

Bang Zul menambahkan, melihat fenomena seperti itu hukum ekonomi mengatakan, jika tersedia barang lebih sedikit dipastikan harganya lebih tinggi. Karena itu Gubernur mengambil inisiatif untuk bekerjasama dengan Kabupaten/kota se NTB dengan menggelar Bazar bersama. Hal ini dimaksudkan untuk bisa mengurangi beban masyarakat di bulan Ramadhan terutama ibu-ibu.
“Dengan adanya Bazar apalgi bisa dilakukan di setiap Kecamatan kita harapkan masyarakat mampu membeli komoditas petani kita dengan harga yang lebih kompetitif untuk mengendalikan inflasi kita,” tutupnya.

Pada kesempatan tersebut Gubernur NTB didampingi Kepala OPD lingkup Pemprov NTB memberikan bingkisan kepada Takmir Masjid Akromul Hak diterima langsung Taqmir Masjid setempat.

Wakil Ketua Baznas NTB, HL Fatmura menjelaskan, untuk pemberian bingkisan ini Baznas NTB menyiapkan 5000 sarung dan sembako khususnya di Pulau Lombok. Sedangkan di Pulau Sumbawa disiapkan sebanyak 3.500 bingkisan. Selain itu Gubernur juga memberikan support kepada para pelaku UMKM agar lebih diberdayakan. Karena Gubernur tetap konsen bagi pengembangan dan pemberdayaan UMKM. ***

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat