unescoworldheritagesites.com

Welcoming Gen Alpha: Chance and Challenge Ini Digital Era, Pakar: Dunia Kini Dalam Genggaman Kita - News

Diskusi Welcoming Gen Alpha: Chance and Challenge Ini Digital Era” di acara Festival Makin Cakap Digital 2023 yang diselenggarakan Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) bekerja sama dengan Siberkreasi Indonesia. (istimewa )

:  Berawal dari perkembangan komputer, berlanjut hadirnya internet, lalu telepon seluler, kemudian situs jejaring internet, perkembangan teknologi digital terjadi sangat massif.

Dosen Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya Bambang Kusbandrijo mengatakan saat ini dunia dalam genggaman kita.

“Dunia dalam genggaman kita dalam arti tidak hanya sebagai ruang belajar, tapi juga sebagai ruang berinteraksi, bermain (games), ruang politik, juga ruang berbisnis,” kata Bambang dalam diskusi bertajuk “Welcoming Gen Alpha: Chance and Challenge Ini Digital Era” di acara Festival Makin Cakap Digital 2023 yang diselenggarakan Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) bekerja sama dengan Siberkreasi Indonesia, Selasa (20/6/2023).

Baca Juga: Talkshow Kemkominfo dan GNLD: Menjadi Warga Digital yang Cakap, Beretika dan Berdaya, Seperti Apa?

Menurut Bambang, perkembangan digital dapat memacu memaksimalkan Emotional Quostient (EQ) seseorang. Dia pun mengutip hasil penelitian yang mencengangkan bahwa 80% kecerdasan EQ menentukan kesuksesan seseorang, sedangkan kecerdasan Intelegensi Question (IQ) hanya 20%.

Namun, dia mewanti-wanti saat menggunakan teknologi digital harus memiliki etika (Netiket). Jangan sampai unggahan lama menjadi masalah di kemudian hari.

“Stop hoax, stop bullying, dan stop hate speech,” ujarnya.

Baca Juga: Tantangan Hoax Dunia Pendidikan: Tingginya Aktivitas Digital Buka Potensi Buruk Penipuan dan Pencurian Akun

Begitu pula saat menerima informasi, dia menyarankan mengecek kebenaran informasi tersebut. Dan, apakah bermanfaat kita ikut menyebarkan (share). “Ingat, jarimu harimaumu,” ucap Bambang.

Di kesempatan yang sama, Dr. Meithiana Indrasari, ST, MM dari dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Soetomo mengutip We are Social Hootsuite per Februari 2022 mengatakan bahwa di Indonesia terdapat 204,7 juta pengguna internet yang setara dengan 73,7% dari populasi penduduk Indonesia.Angka tersebut meningkat dibanding tahun sebelumnya (2,1 juta atau naik 1%).

Sementara, berdasarkan survei Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2018 mengungkap bahwa dari tiga subindeks Indeks Pembangunan Teknologi Informasi dan Komunikasi (IP-TIK) Indonesia yaitu akses dan infrastruktur, intensitas penggunaan, dan keahlian/kecakapan, subindeks keahlian yang memiliki skor paling rendah.

Berdasarkan itu, lanjutnya, sebagai pilar dalam indeks informasi dan literasi data, masyarakat Indonesia dipandang perlu dalam mengakses, mencari, menyaring, dan memanfaatkan setiap data dan informasi yang diterima dan didistribusikan dari dan ke berbagai platform digital yang dimilikinya.

Menurut dia, individu yang cakap bermedia digital dinilai mampu mengetahui, memahami, dan menggunakan perangkat keras dan lunak dalam lanskap digital, mesin pencarian informasi, aplikasi percakapan dan media sosial, serta aplikasi dompet digital, lokapasar, dan transaksi digital.

“Kita dapat mencapai kecakapan digital jika kita tahu dan paham ragam dan perangkat lunak yang menyusun lanskap digital,” ujar Meithiana.
Dengan cakap bermedia digital, kata Meithiana, maka diharapkan kita bisa mengoptimalkan penggunaan perangkat digital, utamanya perangkat lunak sebagai fitur proteksi dari serangan siber.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat