unescoworldheritagesites.com

Airlangga: Hilirisasi Dorong Trend Peningkatan Ekspor Dan Neraca Perdagangan Kemenko E - News

Menko Ekonomi Airlangga Hartarto. (Kemenko Perekonomian.)

: Menteri Koordinator Bidang Perekonomian (Menko Ekonomi) Airlangga Hartarto menegaskan, program hilirisasi yang diterapkan pemerintah untuk mendorong nilai tambah komoditas di tengah harga yang kian meningkat memiliki andil tumbuhnya kinerja ekspor saat ini.

Hal ini dapat terlihat dari aktivitas manufaktur yang terus berada di level ekspansif dengan angka Purchasing Managers’ Index (PMI) April 2022 di level 51,9 pada April 2022, naik dari posisi bulan sebelumnya di level 51,3.

"Adanya kenaikan tersebut membawa nilai PMI Indonesia berada di atas level PMI negara ASEAN lainnya seperti Vietnam (51,7), Malaysia (51,6) dan Myanmar (50,4)," kata Airlangga dalam keterangan tertulis, Selasa (17/5/2022).

Baca Juga: SEA Games Hanoi > Boling Sumbang Emas, Ketum PBI Jerry Sambuaga Bangga Pada Perjuangan Atlet Merah Putih

Selain program hilirisasi, pemerintah akan terus meningkatkan nilai ekspor Indonesia melalui berbagai upaya. Salah satunya dengan melakukan program promosi ekspor dengan peningkatan kerja sama billateral dan multilateral.

"Forum G-20 juga akan dioptimalkan untuk menggali berbagai potensi kerja sama perdagangan dengan berbagai negara,” ungkap Menko Airlangga.

Kemudian, ke depan pemerintah juga akan kian gencar dalam memaksimalkan berbagai potensi kebijakan lainnya, seperti kerja sama bilateral dan multilateral dalam meningkatkan perdagangan. Utamanya, dalam peningkatan nilai ekspor Indonesia.

Baca Juga: Menkes: Kekebalan Masyarakat Indonesia Terhadap Varian Baru Covid-19 Meningkat

Menurut Airlangga, kinerja positif ekonomi Indonesia ditunjukkan pada indikator ekspor yang mengalami surplus sebesar US$27,32 miliar. Angka ini mengungguli rekor surplus ekspor tertinggi sebelumnya pada Maret 2022 yang tercatat mencapai US$26,50 miliar.

Kinerja surplus nilai ekspor tersebut, salah satunya dipengaruhi oleh tingginya harga komoditas unggulan saat ini seperti harga CPO sebesar 1.682,7 US$/MT atau tumbuh 56,09% (yoy), Batubara sebesar 302,0 US$/MT atau tumbuh 238,83% (yoy), dan Nikel sebesar 33.132,7 US$/MT atau tumbuh 100,55% (yoy).

Selain itu, tingginya dominasi sektor industri pada kegiatan ekspor yang mencapai 69,86% juga menjadi stimulus dalam peningkatan nilai surplus ekspor. Hal ini karena kinerja ekspor akan mengarah pada basis komoditas-komoditas dengan nilai tambah yang terus bertumbuh.

Baca Juga: SEA Games, Kano/Kayak Tambah Emas Untuk Kontingen Indonsia

Di lain pihak, sisi impor Indonesia tercatat mengalami penurunan dari periode sebelumnya sebesar -10,01% (mtm) pada April 2022 menjadi sebesar US$19,76 miliar. Namun penurunan tersebut tidak lantas menghambat kegiatan produksi.

Hal ini karena komposisi utama impor didominasi oleh golongan bahan baku/penolong dengan porsi sebesar 78,62% sehingga produksi barang baru yang bernilai tambah tinggi dapat terus dilakukan produsen yang akan mendorong peningkatan output 
nasional.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat