unescoworldheritagesites.com

Dirjen Hubud Beri Teguran Keras Terkait Insiden Batik Air PK-LAT - News

Dirjen Hubud tegur keras Batik Air

 

: Direktur Jenderal (Dirjen) Perhubungan Udara (Hubud) M Kristi Endah Murni sangat menyayangkan atas ketidaknyamanan yang dialami penumpang pesawat Batik Air PK-LAT dengan nomor penerbangan BTK 6293 rute Makassar - Jakarta pada Kamis (7/9/2023) lalu.

Berdasarkan laporan yang diterima, pesawat Batik Air mengalami insiden pada proses penurunan penumpang sesaat setelah tiba di Bandara Soekarno-Hatta. Pesawat mengalami tidak berfungsinya air conditioning dan padamnya lampu cabin, sehingga menimbulkan ketidaknyamanan penumpang.

“Kami menegaskan bahwa keselamatan dan keamanan penerbangan seluruh penumpang serta awak pesawat adalah prioritas utama. Kami memahami kekhawatiran  dan ketidaknyamanan  penumpang   akibat padamnya lampu dan AC yang tidak berfungsi. Untuk  itu selaku regulator kami telah  memberikan teguran keras kepada  Batik Air dan secara paralel melakukan investigasi atas kejadian tersebut," ujar Kristi.

Baca Juga: Dirjen Hubud Harapkan Bandara Minangkabau Pertahankan OTP 100 Persen

Dirjen Hubud dalam surat teguran kerasnya meminta kepada PT Batik Air Indonesia untuk segera:

1.            Menyampaikan langkah-langkah penanganan keluhan penumpang yang dilakukan oleh PT Batik Air dan langkah-langkah perbaikan dengan melakukan root cause analysis guna menemukan penyebab masalah tersebut kepada Ditjen Perhubungan Udara;

2. Meningkatkan kapabilitas komunikasi pada personil terkait dengan kegiatan penerbangan penumpang dan unit kerja terkait di Bandar Udara; dan 3.      Meningkatkan kesiapan personil, prosedur, dan fasilitas dalam pelaksanaan kegiatan penerbangan.

Laporan awal yang diterima bahwa pesawat mengalami kendala operasional saat proses menurunkan (disembark) penumpang. Kronologi kejadian  sesuai laporan adalah pada 7 September 2023, pesawat PK-LAT Airbus A320 Batik Air melakukan penerbangan BTK 6293 dari Makassar menuju Jakarta. Proses  penerbangan berjalan normal.

Baca Juga: Dirjen Hubud: Bandara Nabire Baru Berperan Strategis Tumbuhkan Perekonomian Masyarakat

Namun ketika melakukan proses menurunkan penumpang terdapat kendala tidak berfungsinya Ground Power Unit (GPU) yaitu peralatan pendukung pesawat ketika di darat yang berfungsi sebagai alat pensuplai kelistrikan pesawat telah disiapkan sesuai dengan kebutuhan pesawat. Tidak berfungsinya GPU ini  mengakibatkan sistem kelistrikan dan air conditioning (pendingin udara) di dalam kabin tidak berfungsi.

Pihak ground handling sudah mendatangkan GPU pengganti namun tidak mampu mensuplai aliran listrik ke pesawat udara. Terhadap kondisi dimaksud Pilot in Command (PIC) memutuskan untuk segera dilakukan penurunan penumpang  tanpa menggunakan GPU mempertimbangkan waktu menunggu penumpang yang terlalu lama. Namun demikian proses menurunkan  penumpang harus dalam kondisi mesin pesawat dimatikan.

Sesuai dengan prosedur,  Pilot yang sedang bertugas (Pilot In Command/PIC) segera melakukan koordinasi dengan awak pesawat, personil Ground Handling, dan mekanik pesawat, untuk menggunakan flash light dalam proses penurunan penumpang mengingat tidak terdapat supply kelistrikan untuk menerangi kabin. PIC juga sudah melakukan pemberitahuan ke penumpang bahwa mesin pesawat akan dimatikan untuk proses penurunan penumpang dalam kondisi gelap di kabin pesawat.

Baca Juga: Dirjen Hubud: Bandara Ewer Mampu Meretas Keterisolasian Wilayah Papua Selatan

Setelah itu diinformasikan juga kepada seluruh penumpang terhadap kondisi yang sedang terjadi dan menyiapkan langkah mitigasi untuk dapat menurunkan penumpang secara aman dan selamat meskipun dalam kondisi cabin gelap tetapi hal tersebut yang mengakibatkan penumpang panik.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat