unescoworldheritagesites.com

El-Nino dan Nataru - News

Ahmad Febriyanto, Mahasiswa FEB Islam UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta (Ist)

Oleh: Ahmad Febriyanto

: Proyeksi Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) terkait efek El-Nino pada kawasan Jawa, Sumatera, dan Riau tampaknya menjadi kenyataan. Pasalnya hingga bulan Desember pada tahun 2023 sejumlah daerah di pulau Jawa masih menunjukkan cuaca terik.

Bulan Desember yang identik dengan musim hujan telah menunjukkan pengaruh berbeda pada tahun ini. Hal ini disebabkan oleh efek El-Nino atau pemanasan Suhu Muka Laut (SML) di atas kondisi normal yang terjadi pada kawasan Samudra Pasifik bagian tengah. Dampak utama daripada El-Nino adalah kekeringan hingga kebakaran hutan.

Dengan demikian, dampak tersebut juga akan membawa pengaruh pada gagal panen dan kelangkaan pangan. Meskipun bukan kali pertama, namun El-Nino yang terjadi pada tahun ini diprediksi BMKG akan memberi dampak pada kekeringan yang cukup ekstrim dibanding beberapa tahun sebelumnya.

Baca Juga: Nilai Tambah Wilayah Selatan Yogya

Efek El-Nino terhadap gagal panen juga diprediksi akan berdampak pada kekeringan 20.255 hektar lahan padi. Artinya kelangkaan pangan akan menjadi kenyataan yang akan dihadapi oleh Indonesia akibat dampak El-Nino. Bulan Desember yang seharusnya menjadi musim tanam padi tampaknya akan sedikit terganggu karena ketidakpastian iklim ini.

Efek daripada hal ini juga akan berdampak pada peningkatan inflasi yang diproyeksi mencapai 4% hingga 5%. Terutama pada Bulan Desember yang identik dengan perayaan hari raya Natal dan tahun baru. Dimana sudah menjadi rahasia umum ketika perayaan hari raya keagamaan inflasi musiman akan terjadi. 

Demand atas suatu produk utamanya kebutuhan pokok akan meningkat dan mempengaruhi sejumlah harga barang lainnya. Namun, efek daripada inflasi musiman pada tahun ini perlu dipandang secara komprehensif.

Baca Juga: Guru dan Keberlanjutan Bangsa

Efek daripada El-Nino diprediksi akan mencapai awal tahun 2024. Sehingga dapat diketahui bahwa dimungkinkan efek daripada kekeringan ini akan menghabiskan bulan tanam padi pada tahun 2023 hingga Januari 2024. Sedangkan, pada bulan April 2024, 170 Juta umat muslim di Indonesia sudah melaksanakan ibadah Ramadhan dan idul fitri pada bulan Mei 2024. Artinya akan terjadi inflasi musiman kembali pada bulan-bulan tersebut.

Sehingga pertanyaan utama adalah bagaimana mereduksi efek El-Nino dalam waktu 1 bulan? Tentu menilik kerja kebut semalam seperti Bandung Bondowoso bukanlah suatu pilihan bijaksana. Kerja cerdas dan cermat perlu dilakukan dalam menyelesaikan efek El-Nino.

Penyelesaian dampak El-Nino perlu dilakukan dengan melibatkan berbagai ahli yang relevan dalam bidangnya. Termasuk di dalamnya adalah ahli pangan, pertanian, ekonomi makro, hingga ahli hubungan internasional. Dalam kondisi ini, pemerintah perlu mengintegrasikan seluruh pendapat ahli untuk mendapatkan jawaban yang objektif terkait permasalahan ini.

Baca Juga: Sentimen Investor dan Pemilu

Penangan inflasi tidak hanya berkaitan dengan meningkatkan impor beras. Sebab dalam kondisi serupa sejumlah negara kawasan Asia juga terancam efek El-Nino yang sama, selain itu pada beberapa waktu lalu India juga telah mengurangi impor dari Indonesia.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat