Oleh: H. Lalu Gita Ariadi
KUMISNYA yang ‘’sremben’’ tebal melintang hitam. Pengelihatan masih bagus. Suara masih jelas dengan tawanya yang khas, terhadir kembali ketika bertemu dengan Wakil Gubernur NTB periode 2003 – 2008 – Bapak Drs. H. Thamren Rayes . Populer dipanggil Pak Bonyo ( ceritanya, nama Bonyo dulu, adalah jagoan sakti penjaga Kesultanan Sumbawa ).
Dalam perjalanan Safari Ramadhan 1445 H dari Kabupaten Sumbawa Barat ke Kabupaten Sumbawa tanggal 30 Maret 2024 itu, saya sengaja mampir di kediaman Pak Bonyo. Di Kawasan Blok M Kecamatan Alas.
Didampingi Pj Sekda, Kaban BKD, Kadis ESDM dan beberapa orang anggota rombongan Safari Ramadhan.
Pertemuan singkat melepas kangen itu seakan jadi ajang reuni dadakan senior – junior. Nostalgia mengenang saat-saat kebersamaan ketika Pak Bonyo sebagai Wagub dan saya kala itu sebagai Kabag Humas – juru bicara Pemprov NTB.
Baca Juga: Capaian Progresif, Evaluasi II Penjabat Gubernur NTB Berjalan Dinilai Sukses
Pak Bonyo dilantik menjadi Wakil Gubernur Nusa Tenggara Barat mendamping Miq Serinate ( Drs. H. Lalu Serinata ) menjadi Gubernur NTB, pada tanggal 1 September 2003 di Gedung DPRD NTB. Berakhir Bulan Agustus 2008.
Baca Juga: Safari Ramadan, Pasar Murah Cara Pemprov NTB Penuhi Kebutuhan Masyarakat Jelang Lebaran
Pak Bonyo ( putra Lalu Muhammad Yasin Rayes – Dea Radan Ayang ) kini masih tampak segar dan sehat. Jelang usianya ke 80 tahun. Lahir di Desa Juran Alas Kecamatan Alas tanggal 28 Juli 1945. Obrolan-obrolan lucu meluncur sambung menyambung. Saya kembali mendengar ungkapan syukur dan bahagianya bisa berpasangan mendamping Mik Serinata sebagai Gubernurnya.
Baca Juga: Wistawan Terjangkit DBD di Lombok Utara, Pemprov NTB Gercep Lakukan Upaya Penyembuhan
Awalnya akan berpasangan dengan H. Mesir Suryadi SH ( almarhum ) tapi finalnya justru bersama Mik Serinate. Nasib dan jalan takdir sudah ditentukan Allah SWT. Kata Pak Bonyo mengenang perjalanan hidupnya.