Oleh: Prof.Dr.Hamzah Khaeriyah M.Ag
: Segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam amin.
Kita memuji- Nya, memohon pertolongan-Nya, memohon ampunan-Nya, dan bertobat kepada-Nya.
Hari raya Idul Fitri pada tahun1445 Hijriah. Hari ini sebahagian kita melaksanakannya bersama dengan keluarga dan teman.
Hari ini kita juga sebahagian melaksanakannya dengan anak dan saudara. Dan mungkin juga dengan saudara kandung dan bahkan dengan seluruh anggota keluarga.
Baca Juga: Disebutkan pada Safari Ramadan tahun ini, KPI menyalurkan santunan senilai Rp75 Juta
Namun mungkin sebahagian di antara kita ada yang melaksanakan dengan sendiri.
Tidak bersama dengan orang tua, ayah dan ibu. Tidak bersama dengan keluarga, bahkan tidak bersama dengan putra dan putri tercinta.
Bahkan sebahagian anggota keluarga sedang berada jauh dalam pandangan kita.
Pasalnya, sedang berada dalam rantauan di sana dan boleh jadi mungkin sebahagian sedang berbaring sakit dan bahkan telah tiada.
Pada hari yang mulia ini, kita juga teringat pada berbagai janji yang pernah disampaikan kepada orang dekat kita.
Teman kita dan juga kepada kedua orang tua kita. Namun janji itu sampai sekarang banyak belum menjadi kenyataan.
Baca Juga: Kejuaraan Bulutangkis Asia 2024, Pasukan Merah Putih Siap Tempur
Bahkan lebih dari itu, atas nama kesibukan, atas nama prestise, terkadang kita lupa menyapa.
Termasuk lupa mengenang; lupa membalas informasi; dari orang tua kita yakni ayah dan ibu kandung kita.
Bahkan terkadang kita tidak berkata jujur kepada mereka, dan mungkin pura¬pura untuk melupakannya.
Pada hal tanpa kedua orang tua kita, maka mustahil kita bisa seperti ini; tanpa doa mereka; mustahil kita seperti ini, tanpa penderitaan mereka walaupun mungkin sekejap, mustahil kita seperti ini.
Marilah kita terbiasa mengirim bacaan surah Alfatihah yang pahalanya diharapkan kepada Allah untuk diarahkan kepada kedua orang tua, setiap selesai shalat lima waktu.
Baca Juga: Lebaran 2024: BIG Records Asia dan JQ Composey Rilis Lagu Spesial Selamat Lebaran oleh Cevkevin
Kita juga membiasakan diri untuk terbiasa membukakan pintu maaf walaupun pahit dan berat kepada siapa saja. Dan hari ini kita menyatakan diri untuk saling maaf memaafkan, agar rahmat Allah tercurah kepada kita semua. Amin Ya Rabbal Alamin.
Allahu Akbar Allahu Akbar Allahu Akbar Walillahil Hamd.
Dalam Islam, pelaksanaan ibadah adalah bentuk ketaatan kepada Allah SWT.
Ketaatan ini bukan untuk Allah Swt tetapi untuk umat Islam sendiri atau orang yang taat.
Asy¬Syathibi (W.790 H/ 1388 M ) seorang pakar dalam ilmu keislamaan, pada bukunya al Muawafaqat, tentang bidang ilmu ushul fikhi, menyatakan bahwa tujuan syariat Islam diturunkan oleh Allah untuk mencapai kemashlahatan hamba atau limashlahatil ibad.
Berdasarkan pandangan tersebut, penting bagi kita untuk memiliki pandangan baru bahwa semakin kuat ibadah atau semakin taat maka kehidupan akan semakin berkualitas.
Baca Juga: Pagelaran Sandyakala Smara, Torehkan Prestasi Internasional di Ajang PR Award
Khutbah idul fitri kali ini disebut dengan pesan Ramadan. Karena bulan Ramadan telah meninggalkan banyak kesan yang dapat diingat dan menjadi pendorong dalam memberikan kekuatan baru agar kehdupan semakin berkualitas.