unescoworldheritagesites.com

Site Visit Direktur Tekhnis Kepabeanan Bea Cukai Kunker di Kilang RU VII Kasim - News

Site Visit Direktur Tekhnis Kepabeanan Bea Cukai Kunker di Kilang RU VII Kasim (Humas PT KPI  -  suarakarya.id  Yacob Nauly)

: General Manager ( GM ) PT Kilang Pertamina Internasional Refinery Unit VII Kasim Yusuf Mansyur, menerima kunjungan  site visit Tim Bea dan Cukai.

Tim ini  dipimpin oleh Direktur Teknis Kepabeanan PP & EO Dirjend Bea dan Cukai.

Kunjungan Kerja (Kunker) tim ini dilakukan dalam rangka Site Visit. Dan Sosialisasi Peraturan Kepabeanan Kegiatan Ekspor Impor di Refinery Unit VII Kasim.

Baca Juga: Kapal Perang TNI Angkatan Laut Evakuasi Medis Korban Kecelakaan Laut di Perairan Halmahera Selatan

“Sebelumnya saya Pribadi mengucapkan selamat Datang Bapak Fadjar Donny Tjahjadi. Direktur Tekhnis Kepabeanan PP & EO, dan rombongan dari Jakarta," kata Yusuf Mansyur.

Dalam rombongan ini hadir pula Kepala Kantor Wilayah Direktorat Bea dan Cukai  khusus Papua, Iwan Kurniawan.

Juga Kepala Kantor pengawasan dan Pelayanan Bea dan Cukai Sorong.

Dan tim Bea dan Cukai dari pusat dan juga Sorong.

Baca Juga: Cristiano Ronaldo masih Dipercaya Perkuat Timnas Portugal pada Kualifikasi Piala Eropa 2024

Selamat datang juga kepada  Dian Dewi Kartika Wati Manager Formality dan Operation Service. Yang pada kesempatan ini hadir di Kilang Kasim.

 Kilang yang paling ujung timur Indonesia dan juga paling akhir didirikan, kilang RU VII.

Kilang ini dioperasikan sejak tahun 1997.

"Kami saat ini dalam keadaan Normal Operasi," kata Yusuf Mansyur.

Mansyur juga mengucapkan terimakasih atas kehadiran rombongan  di site kami RU VII Kasim.

"Day to day operasional kami  di site Kasim ini. Dan dapat kami sampaikan untuk operasional RU VII Kasim, memproduksi tiga (3) Produk," katanya.

Baca Juga: Warga Kota Ambon Terpantau 118 Pria dan 56 Wanita Terinfeksi HIV tahun Bui

Yaitu Pertalite, Solar B35  untuk digunakan di wilayah Papua Maluku.

Sedangkan  Produk Low Sulphur Waxy Residue (LSWR) ini produk yang diekspor atau di proses kembali di RU lainnya.

Kilang RU VII juga memiliki beberapa fasilitas tanki timbun.

Khususnya untuk Ekspor pihaknya memiliki tanki kapasitas tujuh puluh lima ribu (75000) Barel.

Saat ini pihaknya tengah membangun kapasitas tangki empat ratus ribu (400000) Barel untuk import Crude Oil.

Baca Juga: Pesta Rakyat Simpedes 2023 di Sorong Hadirkan Semarak Pesta Seni dan Edukasi Keuangan

Jadi RU VII ini berbeda dengan RU lainnya. Karena merupakan kilang satu-satunya yang memanfaatkan Crude Domestik yang berasal dari kepala burung Papua.

Untuk mendapatkan sertifikat AEO ini,  Pemohon dalam hal ini PT KPI harus memenuhi tiga belas (13) kriteria yang di tentukan.
Untuk mendapatkan sertifikat AEO ini, Pemohon dalam hal ini PT KPI harus memenuhi tiga belas (13) kriteria yang di tentukan. (Humas PT KPI - Yacob Nauly)


Sementara RU lainnya mengimpor Crude Oil, baik domestik maupun dari luar.

RU VII berbeda dari RU lain karena memanfaatkan Crude lokal.

Lokal yang ada di kepala burung pulau Papua.

Tetapi hal ini semakin berkurang sehingga perlu adanya  Import Crude. Baik dalam negeri maupun luar negeri.

Baca Juga: Indonesia Miliki Pesawat Tempur Mematikan F-15EX dan Rafale seperti Yang Digunakan AS

Sehingga perlu adanya fasilitas Open Acces. Crude baik domestik dalam negeri maupun dari luar.

Ini untuk di olah di Kilang Kasim dengan fasilitas tambahan yang baru dibangun. Baik Tank Farm maupun Jetty III yang baru di bangun.

Kemudian akses Safety untuk Kilang Kasim sendiri sudah memitigasinya.

Seperti kejadian-kejadian di Kilang lainnya. Yang  kebetulan di wilayah kilang Kasim ini hujan sepanjang tahun.

Baca Juga: Waspadai Investor Minim Modal Tak beri Multiplier effect bagi Ekonomi Daerah PBD

Sehingga mitigasi untuk keamanan Kilang juga dilakukan.

"Kami memasang fasilitas penangkal petir. Jadi fasilitas tanki timbun dan fasilitas kilang sudah di lengkapi dengan beberapa peralatan safety yang Up to date saat ini.” ujar Yusuf Mansyur

Sementara itu Direkrur Tekhnis Kepabeanan PP & EO Donny Tjahjadi menyampaikan maksud dan tujuan kunjungan ini.

Antara lain  sebagai site visit ke PT Kilang Pertamina Internasional dan salah satu yang di pilih adalah Kilang Kasim.

Baca Juga: BRI Berhasil jaga Kinerja Positif hingga Akhir Triwulan II 2023

Karena keberadaanya yang cukup jauh dan menarik untuk dilihat.

Pasalnya  satu-satunya kilang milik Pertamina yang berada di kawasan Timur Indonesia Papua.

Ia  menjelaskan Bea dan Cukai dari Pusat hadir sangat lengkap.

Hadir Kasubdit RKPP AEO, Kasubdit Klasifikasi Barang, Kepala Pajak, Kepala Seksi Ekspor, Kapala Seksi Impor I, Kepala Seksi AEO.

Dan juga tim dari Sorong Kepala KPPC Sorong. "Ini  tim kami yang cukup lengkap sekitar 19 orang personil kami Pak GM," kata Donny.

Baca Juga: Aturan Baru - Skripsi Tesis Disertasi Ditinggalkan Gantinya Proyek atau Lainnya.

Ia menjelaskan terkait apa itu Bea dan Cukai dan masalahnya.

Dikatakan sesuai  undang-undang kepabeanan ada empat tugas fungsi.

Yaitu Revenue Collector, Community Protector, Trade Facilitator, Industrial Assistensi.

Jadi Pertamina merupakan mitra utama kepabeanan, maka pihaknya memberikan kemudahan percepatan.

Baik  dari sisi prosedural dan juga kemudahan dari sisi insentif fiskal.

Hal ini lah yang di usulkan oleh PT Kilang Pertamina Internasional kepada pihaknya untuk mendapatkan sertifikat Authorized Economic Operator.

Baca Juga: Kader Partai Golkar Robert Kardinal Gelar Workshop Pendidikan Guru Agen Perubahan Di Papua Barat Daya

Yang selanjutnya di sebut AEO. Sehingga nantinya mendapatkan perlakuan tertentu atau fasilitas yang lebih baik lagi.

Jadi untuk mendapatkan sertifikat AEO ini,  Pemohon dalam hal ini PT KPI harus memenuhi tiga belas (13) kriteria yang di tentukan.

"Ini merupakan site visit kami yang ke tiga (3) sebelumnya kami lakukan site visit di RU IV Cilacap, RU VI Balongan," katanya.

Maka saat ini giliran RU VII Kasim. Dan diharapkan  pihaknya mulai dari RU II sampai RU VII bisa memahami aturan-aturan terkait dengan Impor.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat