unescoworldheritagesites.com

Jakarta Punya Hajat Seiring Ekonomi Menggeliat: Optimisme Semua Pihak - News

Jakarta punya hajat seiring ekonomi menggeliat menjadi optimisme semua pihak dari penuturan narasumber dalam FGD yang mengambil tema  (AG Sofyan)

 
 
: Para pelaku bisnis maupun birokrat mengaku optimis, perekonomian nasional mulai bangkit seiring dengan fase Pandemi yang mulai berakhir meski masyarakat tetap diimbau untuk tetap protokol kesehatan (Prokes) 3M.
 
Optimisme ini diungkapkan narasumber dalam Forum Discussion Group (FGD) yang diselenggarakan indopos/indoposco di Kuningan Suites, Jakarta Selatan, Selasa (28/6/2022).
 
Dari semua narasumber yang hadir di FGD yang mengambil tema "Jakarta Punya Hajat, Ekonomi Melesat', dapat ditarik kesimpulan bahwa pascamasa pandemi yang makin terkendali ini,  kebangkitan perekonomian nasional, khususnya DKI Jakarta, akan semakin terasa baik untuk UMKM maupun sektor usaha lain. 
 
 
Pemimpin Wilayah Pegadaian Kanwil IX Jakarta 2 Edwin S Inkiriwang, misalnya mengatakan, dalam dua tahun terakhir modal usaha, kerja dan investasi tidak mudah dilalui. Karena, krisis pandemi berdampak besar kepada masyarakat menengah ke bawah.
 
Bahkan secara signifikan perekonomian Indonesia pernah turun 0,27 persen.
 
"Dampak lainnya banyak usaha kecil yang tutup. Kondisi ini sangat berbeda dengan krisis sebelumnya. Sebab, semua sendi-sendi ekonomi ikut terpengaruh. ibarat tubuh, kalau kaki sakit, tidak bisa jalan," tutur Edwin.
 
 
Program pemerintah melalui Kredit Usaha Rakyat (KUR), kata Edwin, nyata-nyata bisa membangkitkan ekonomi. 
 
Untuk itu, Pegadaian hadir untuk menyalurkan KUR super mikro.
 
"Kami masuk ke UMKM. Data ini kami peroleh dari bawah (RT/RW). Jadi kami masuk dari sana," ungkapnya.
 
 
Edwin mengungkapkan KUR dengan program supermikro nilainya Rp5,9 Triliun dan akan dilayani oleh 600 cabang Pegadaian di seluruh wilayah di Indonesia.
 
Sedangkan sambutan Dirut PT Indonesia Digital Pos Syarif Hidayatullah menuturkan, ada dua alasan dalam FGD hibrid dalam merayakan Hajatan 495 Tahun Jakarta.
 
Pertama, bertepatan HUT ke-495 Jakarta dimana ibu kota yang semakin maju dapat menjadi percontohan untuk kota-kota lainnya.
 
 
Alasan kedua, di masa transisi pandemi menjadi endemi, banyak sektor yang tumbuh setelah dua tahun terdampak pandemi Covid-19. 
 
"Tak bisa dipungkiri seperti kita tahu Jakarta sudah ada pertumbuhan di 2021. Catatan BI, triwulan keempat ada sekitar 3,64 persen dan terus naik sampai triwulan pertama tahun 2022 mencapai 4,30 persen," ujar Syarif Hidayatullah.
 
Capaian tersebut, menurut dia, berkat kerja sama pemerintah, pelaku usaha dan masyarakat luas. 
 
 
Dengan menjaga kestabilan vaksin dan lainnya, sehingga menopang pertumbuhan ekonomi. 
 
"Kita juga tak boleh lengah, karena Covid-19 masih ada. Kita juga tidak tahu apakah akan ada inflasi berikut atau tidak. Maka itu mari kita kolaborasi membuat peluang usaha yang kita bisa manfaatkan," katanya.
 
Dari diskusi ini diharapkan menghasilkan solusi dan ide kreatif serta jalan keluar dari permasalahan pascapandemi ini.
 
 
UMKM Dominasi Perekonomian Jakarta
 
Sementara itu, Biro Perekonomian dan Keuangan Sekretariat Daerah Provinsi DKI Jakarta Achmad Chudhoiri menuturkan, Jakarta belum sepenuhnya lepas dari Covid-19. 
 
Sampai saat ini Pemprov DKI masuk PPKM Level 1. Dan sedikitnya ada 8 ribu kasus Covid-19 di DKI. 
 
"Ekonomi bisa bergerak tumbuh harus didukung oleh faktor kesehatan," katanya.
 
 
Ia menambahkan, kondisi perekonomian secara global juga menyumbang kondisi perekonomian nasional. Salah satunya terjadinya konflik atau perang di Ukraina versus Rusia.
 
Konflik tersebut berdampak, salah satunya pada gas (sumber IMF).
 
"Kita kaitkan dengan inflasi, dengan adanya perang mengalami kenaikan. Di negara maju terkontraksi secara signifikan. Untuk di Indonesia secara nasional tumbuh triwulan 1 tumbuh 5,0. ekspor barang dan jasa mengalami peningkatan," katanya. 
 
 
Dia menyebut, perekonomian DKI Jakarta di 2022 sebesar 63 persen. Dan mengalami kontraksi selama empat bulan terakhir. 
 
"Itu kita alami semenjak kasus Covid-19 mulai terkendali. Kesehatan adalah kunci utama pertumbuhan ekonomi," ungkapnya. 
 
Di DKI sendiri, kata dia, telah diberlakukan regulasi untuk semata-mata menyeimbangkan aktivitas masyarakat dengan pertumbuhan ekonomi. 
 
 
Di triwulan 1 tahun 2022 ada tiga lapangan usaha kontribusi paling besar, perdagangan, industri dan pasar.
 
Chudhoiri menambahkan, inflasi DKI Jakarta 3 persen. Dengan tim pengendalian inflasi, Pemprov DKI berharap ada stabilitas harga. Dan untuk ke depan, tahun 2022 faktor pendorong inflasi ada lima. 
 
Di antaranya, mobilitas masyarakat, potensi kenaikan harga minyak, potensi kenaikan tarif yang diatur pemerintah PPN. 
 
 
"Proyeksi ekonomi DKI Jakarta diperkirakan 5-6.1 dari sektor perdagangan, jasa keuangan dan lainnya," ungkapnya.
 
Tentang penanggulangan Covid-19,
tujuannya adalah untuk menggerakkan sektor ril, menjaga iklim investasi dan mendorong kemudahan usaha.
 
Ia menyebut, kebijakan pemulihan ekonomi sektor UMKM di masa pandemi Covid-19. Di antaranya terkait masalah pemasaran.
 
 
"UMKM kita masukan ke marketplace, bahan baku bisa lebih murah, perizinan antar jemput izin perusahaan. Masyarakat kita perlakukan sebagai raja, khususnya yang membuka usaha," ucapnya.
 
Direktur Celios Bhima Yudhistira mengatakan, hajatan DKI berdampak pada ekonomi hingga tenaga kerja. Selain itu, banyak UMKM yang terdampak. 
 
Di masa transisi pandemi menjadi endemi, geliat masyarakat di DKI kian nampak. 
 
 
"Yang positif pembelian masyarakat di pusat perbelanjaan, naik 8 persen. Di tempat hiburan, taman kota ada kenaikan mobilitas 14 persen," bebernya. 
 
Selain itu, menurut dia, golongan masyarakat menengah dan atas saat ini tak sedikit mengeluarkan uang dari bank. Selama masa pandemi, mereka tertunda untuk melakukan belanja. 
 
"Saat ini mulai naik dari orang pesan hotel, rekreasi dan berwisata. Dan Formula E ini bisa menjadi branding Jakarta, terutama dari sektor pariwisata," katanya. 
 
 
Ia menyebut, UMKM mendominasi perekonomian Jakarta. Sedikitnya ada 160 ribu UMKM di bidang kuliner. Dari jumlah tersebut, Pemprov DKI harus segera merangkul mereka. 
 
"Agar omset naik, sasaran UMKM melihat demografi harus ke milenial. Mereka tidak perlu bawa dompet, cukup dengan uang digital," ujarnya. 
 
Sekjen Lembaga Kebudayaan Betawi (LKB) Imbong Hasbullah mengapresiasi langkah Pemprov DKI yang terus menggenjot UMKM. Karena, program tersebut menyasar masyarakat bawah.
 
"Kami mendukung program tersebut, dan kami sudah menggenjot lewat bazar festival di Kemang," katanya. ***

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat