: PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk (Telkom) secara berkelanjutan menjalankan program dan kegiatan penanggulangan perubahan iklim. Sepanjang 2022 tiga program yang dijalankan diantaranya Konservasi Hutan Binaan Digital, Penanaman Mangrove, dan Electronic Device Donation for Education (Eduvice).
Menurut SGM Community Development Center Telkom, Hery Susanto, melalui ketiga program ini Telkom terus fokus untuk mencapai tujuan berkelanjutan yang juga sejalan pada Sustainable Development Goals (SDGs) terkait penanganan perubahan Iklim.
"Tak hanya pencegahan, tapi pemulihan dan pemeliharaan lingkungan hidup juga harus selalu diperhatikan dengan baik. Telkom melibatkan karyawan dan keluarga besar TelkomGroup untuk mensukseskan program-program ini,” ujarnya, Selasa (13/12/2022).
Baca Juga: Lirik Lagu Care Bebek by Jejeg Bulan yang Mendadak Viral
Seperti diketahui, climate change atau perubahan iklim yang menjadi perhatian Telkom ini mengacu pada perubahan suhu dan pola cuaca yang terjadi dalam jangka panjang. Meskipun bersifat alami, namun dorongan dari aktivitas manusia menjadikan perubahan iklim terasa kian ekstrem dari hari ke hari.
Berdasarkan data yang diperoleh dari United Nations Framework Convention on Climate Change (UNFCCC) ada 7 aktivitas manusia yang menjadi pendorong utama dalam perubahan iklim. Mulai dari penebangan hutan, manufaktur barang dan pertambangan, pengubahan energi, penggunaan alat transportasi, produksi makanan, suplai energi untuk ruangan, hingga pemakaian berlebihan pakaian hingga sampah dan plastik.
Hingga saat ini Telkom terus memberikan aksi nyata melalui kebijakan dan strategi Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL) yang berdampak pada pemulihan lingkungan khususnya terhadap perubahan iklim. Program pertama adalah Konservasi Hutan Binaan Digital.
Baca Juga: Lirik Lagu Hampa by Ari Lasso yang Kembali Viral
Program ini merupakan pemberian bantuan restorasi dan konservasi hutan pada lahan kritis di Indonesia yang luasnya mencapai 14 juta hektar. Selain fokus pada penanggulanan climate change, program ini juga bertujuan mengembalikan fungsi alam sebagai media pengatur tata air, perlindungan banjir atau sedimentasi di wilayah hilir, memulihkan dinamika populasi, serta keanekaragaman hayati dan ekosistemnya.
Program ini, kata dia, dijalankan menggunakan sistem GIS (Geographic Information System) guna meningkatkan data inventarisasi hutan sehingga memudahkan perbaikan kondisi hutan, merencanakan secara memadai untuk jangka pendek dan panjang. Termasuk memperkirakan pertumbuhan hutan, pendataan jumlah dan jenis pohon, serta report tumbuh kembang hasil reboisasi secara berkala.
Program ini telah terealisasi seluas 64,25 Ha yang tersebar di 8 titik lokasi konservasi seluruh Indonesia. Sepanjang tahun juga, program ini berhasil menghasilkan total 7.656 ton karbon yang membantu mengurangi emisi gas rumah kaca.
Baca Juga: Lirik Lagu Desaku Ciptaan L Manik yang Selalu Dikenang
Kedua adalah program Penanaman Mangrove. Sebanyak lebih dari 30.000 bibit telah berhasil ditanamkan melalui program ini di beberapa kota seperti Semarang, Karimunjawa, Cirebon, Banten, dan Magelang. Tanaman Mangrove mampu menyerap karbon 4-5 kali lebih tinggi dan mampu menyimpan karbon hingga jutaan tahun melebihi kemampuan hutan tropis di daratan.
Program ketiga adalah Electronic Device Donation for Education (Eduvice). Sampah elektronik merupakan salah satu penyumbang tertinggi kenaikan emisi karbon yang dapat menyebabkan perubahan iklim.