unescoworldheritagesites.com

Hasil Survei BRI, 5 Juta Orang Indonesia Pinjam Uang dari Rentenir dengan Bunga hingga 500 Persen - News

Dirut BRI Sunarso. Hasil Survei BRI, 5 Juta Orang Indonesia Pinjam Uang dari Rentenir dengan Bunga hingga  500  Persen (Istimewa)

. Hasil survei BRI mengejutkan karena 5 juta orang meminjam uang dari rentenir dengan bunga 500 persen.

Hasil survei itu terkait  perbuatan menghimpun dana tanpa izin yang tentunya melanggar aturan.

Survei BRI sangat membantu aparat daerah maupun kepolisian untuk melindungi masyarakat dari serangan rentenir.

Baca Juga: Langkah Sukses BRI Sentuh Laba Rp51,4 Triliun Sepanjang 2022

Pasalnya masyarakat Indonesia terutama di daerah pelosok percayakan pinjaman uang kepada rentenir.

Nah merasa bebas tanpa hambatan dari pihak berwajib masyarakat lalu ditipu meminjam uang dengan bunga tinggi.

Masyarakat hingga menjual barang yang dimiliki untuk membayar utang yang jumlahnya tidak sedikit. Karena terbeban bunga hingga 500 persen.

Dalam ketentuan Pasal 46 ayat (1) UU 10/1998 dikatakan larangan untuk menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan tanpa izin dari Pimpinan Bank Indonesia.

Jika dilanggar, pelakunya diancam dengan pidana penjara sekurang-kurangnya 5 tahun dan paling lama 15 tahun serta denda sekurang-kurangnya Rp10 miliar dan paling banyak Rp200 miliar.

PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk atau BRI mengungkapkan baru 20 juta masyarakat Indonesia yang tersentuh layanan perbankan. Jumlah itu hampir setengah dari target nasabah Holding Ultra Mikro yakni 46 juta di 2025.

"Dari 46 juta itu yang bisa dilayani oleh lembaga keuangan formal termasuk bank, BPR, fintech dan lain-lain hanya 20 juta," kata Direktur Utama BRI Sunarso dalam rapat dengar pendapat (RDP) dengan Komisi VI DPR RI, Senin (30/1/2023). Data itu merupakan survei terbaru yang dilakukan perusahaan.

Baca Juga: Besok, Biaya Haji 2023 Diumumkan ke Warga Indonesia

Sunarso kemudian menjelaskan 26 juta orang lainnya yang menjadi target Holding Ultra Mikro.

Katanya 5 juta orang di antaranya memilih pergi ke rentenir dengan bunga sampai 500%.

"26 juta ke mana mereka? 5 juta pergi ke rentenir dengan bunga kita punya datanya, bunganya itu 100-500% di rentenir. Masih ada yang pinjam ke sanak keluarga 7 juta," tuturnya.

"Sekarang yang sudah masuk ke sistem holding ultra mikro ini 33,8 juta. Saya kira kita semua optimis ya 45 juta. Kalau bisa lebih karena ada beberapa yang biasa kita penuhi lebih cepat," ucapnya.

Sunarso mengakui memiliki tantangan berat untuk melayani ultra mikro yakni biaya operasional yang mahal dan risiko yang tinggi. Untuk menjawab tantangan itu disebut hanya ada satu peluru yakni digitalisasi.

Baca Juga: Menparekraf Berterima Kasih karena Pemberitaan Media Positif bagi Pariwisata Indonesia

"Untuk mendigitalkan itu kita harus beli alat baik software maupun hardware-nya, tapi itu hanya butuh duit, yang nggak bisa dibeli dengan duit adalah culture dan layanan. Itu tantangan kami untuk meng-create corporate value yang pas untuk merealisasikan bisnis sambil empowering," jelasnya.

Jadi tantangannya adalah digitalisasi dan transformasi budaya sumber daya manusianya. "Kuncinya di manusianya dan setelah itu ada manusia, ada mindset dan pakai alat digital maka harus kita lahirkan produknya ke masyarakat," tandasnya. ***

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat