unescoworldheritagesites.com

Pesantren Tahfiz Difabel Bazis Diresmikan Gubernur Anies, PTDB Masih Terima Santri Tuna Rungu - News

Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan (Kanan -Depan) didampingi Ketua Baznas Bazis DKI  Akhmad Abubakar dan para pejabat Pemprov DKI neresmikan PTDB di Lebak Bulus, Sabtu (27/8/2022).






Gubernur DKI Jakarta Anies Rasyid Baswedan meresmikan Pesantren Tahfiz Difabel Bazis (PTDB), Sabtu (27/8/2022).

Pesantren Tahfiz Difabel Bazis yang berlokasi di Jalan Manunggal Jaya Kecamatan Lebak Bulus, Jakarta Selatan merupakan pondok pesantren tahfiz untuk para tuna rungu.

Pesantren ini merupakan salah satu program untuk disabilitas yang diinisiasi oleh Baznas (Bazis) DKI Jakarta.

Baca Juga: Pengumpulan ZIS 2021 Capai Rp187 Miliar, Baznas Bazis DKI Raih Opini WTP Kinerja Penyaluran Terus Diti

Program disabilitas lain yang telah berjalan sebelumnya seperti coffe difabis,  bantuan alat pendengaran, kursi roda kaki palsu dan Al Quran breille.

Pesantren tahfidz difabel ini merupakan pesantren difabel pertama yang dibangun di Jakarta dan merupakan kolaborasi banyak pihak, salah satunya dengan Dinas Sosial DKI Jakarta.

 

Sebanyak 10 santri tuna rungu fose bersama Gubernur DKI Anies Baswedan dan Ketua Baznas Bazis DKI Akhmad Abubakar saat peresmian gedung Pesantren Tahfid Difabel di Lebak Bulus, Sabtu (27/8/2022).
Sebanyak 10 santri tuna rungu fose bersama Gubernur DKI Anies Baswedan dan Ketua Baznas Bazis DKI Akhmad Abubakar saat peresmian gedung Pesantren Tahfid Difabel di Lebak Bulus, Sabtu (27/8/2022).


 Pesantren tahfidz difebel di Lebak Bulus ini di samping berfungsi sebagai Pesantren tahfidz juga pemberian keterampilan kepada santri tuna rungu.

7Baca Juga: Puji Kinerja Baznas (Bazis), Anies Baswedan Serahkan Muzakki Istimewa Award Kepada Para Pejabat Pemprov DKI

Di samping itu sebagai pusat pelatihan guru tahfid difabel.

 Dengan demikian diharapkan ke depan Indonesia tidak lagi  kekurangan guru-guru tahfidz, dan yang tidak kalah pentingnya hak dasar manusia untuk mendapatkan pelajaran agama dapat terpenuhi termasuk kepada kaum disabilitas.

Pesantren tahfiz difabel yang di Lebak Bulus ini adalah khusus putri, dan semoga dalam waktu tidak terlalu lama pesantren tahfidz difabel putra dapat segera terealisasi.

Pada tahap awal jumlah santri putri yang diterima di pesantren ini berjumlah 10 orang dan akan kembali dilaksanakan pembukaan untuk para santri putri lainnya sehingga  mencapai 50 santri putri sesuai dengan kapasitasnya.

Baca Juga: DKI-Baznas Bazis  Tingkatkan Kolaborasi Program Pembangunan Generasi Muda Berkualitas

Pesantren tahfiz difabel Bazis ini ide awalnya dari Almarhum K.H Ahmad Lutfi Fathullah Ketua Baznas (Bazis) DKI Jakarta periode 2019-2021 yang menginginkan adanya penerjemah bahasa isyarat untuk masjid- masjid di Jakarta.

Agar para penyandang disabilitas juga dapat mengerti dan dapat memahami dakwah yang disampaikan pada masjid- masjid terutama pada khutbah salat Jumat.

Ketua Baznas (Bazis) DKI Jakarta  Akhmad Abubakar mengatakan,  program ini merupakan upaya kami untuk membantu para penyandang disabilitas yang berada di DKI Jakarta agar dapat memahami dan belajar ilmu agama dan Alquran.

"Serta ini bentuk bantuan kami untuk membuat Kota Jakarta menjadi Kota yang ramah terhadap difabel,” ujarnya.

Akhmad Abubakar menambahkan, pondok pesantren tahfiz difabel ini untuk gelombang pertama sebanyak 10 orang penyandang disabilitas tuna rungu, dan nanti akan diadakan pembukaan gelombang selanjutnya dan tanpa dipungut biaya sepersepun.

Baca Juga: Wagub DKI Ariza Tinjau Penyerahan Bantuan Melalui Baznas Bazis DKI

0“Pondok pesantren ini dibangun di lahan milik Pemerintah Provinsi DKI Jakarta dan sudah mendapat Surat Izin Mendirikan bangunan (IMB) dari Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Provinsi DKI Jakarta.

Pada acara tersebut juga diadakan pemberian Surat Izin mendirikan bangunan yang diterbitkan oleh DPMPTSP DKI Jakarta kepada 40 Masjid dan Mushollah di DKI Jakarta.

Pembangunan pesantren ini baru merupakan langkah awal dalam pemberdayaan kepada kaum disabilitas di Jakarta.

Partisipasi dan kolaborasi banyak pihak, masih sangat  dibutuhkan sehingga Jakarta tidak hanya menjadi kota yang maju tetapi juga bahagia warganya termasuk para penyandang disabilitas.***

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat