Oleh Yacob Nauly
: Penulis berpendapat bahwa hingga kini bangsa Indonesia banyak, yang masih ingat berbagai persoalan besar pernah terjadi di Maluku Raya (Maluku dan Maluku Utara).
Masalah-masalah besar itu adalah Pemberontakan kelompok warga yang menamakan diri anggota Republik Maluku Selatan (RMS) tahun 1950-an.
Lalu peristiwa besar, SARA tahun 1999 yang berakibat kerugian fatal bagi warga setempat korban kerusuhan itu.
Baca Juga: JDC Design Week Penanda Rebond Sebagai Tempat Promosi Desain Terbaik di Indonesia
Kerugian masyarakat akibat 2 peristiwa besar yang menggegerkan dunia itu tidak ada ganti rugi dari pemerintah kepada warga korban dampak peristiwa tersebut.
Kontribusi pemerintah yang tidak maksimal terhadap penderitaan warga Maluku seperti tersebut mengindikasikan manajemen Geopolitik Indonesia perlu dibenahi.
Manajemen Geopolitik di negara kepulauan seperti Indonesia perlu mempersatukan ideologi, sosial budaya dan latar sejarah.
Pasalnya, masalah-masalah inilah yang kemudian menjadi latar belakang dikembangkannya wawasan nusantara sebagai geopolitik Indonesia.
Baca Juga: Gelar Gathering, BPJS Ketenagakerjaan Surabaya Darmo Ingatkan Agen Perisai untuk Jaga Integritas
Geopolitik lokal warga yang diciptakan masyarakat Maluku ada sejak ribuan tahun lalu sebelum Indonesia Merdeka.
Geopolitik orang Maluku yang diciptakan sendiri. Itu adalah kearifan lokal mereka yang dikenal dengan istilah 'Pela, gandong, bongso, kaka, ade dan sebagainya.
Istilah Pela, Bongso (bungsu), Gandong (kandung), Ade, Kaka (kakak) itu adalah (geopolitik) ciptaan rakyat lokal Maluku.
Masudnya, untuk mempersatukan wawasan lokal Maluku, yang dipisahkan oleh pulau-pulau gunung dan lembah terjal di antara mereka.
Orang-orang Maluku itu intinya persaudaraan di antara mereka tumbuh secara alamiah sejak leluhur mereka.
Satu kelemahan warga di mana saja di wilayah nusantara ini. Yakni mudah termakan isu negatif yang dihembus orang tak bertanggungjawab.
Ini bisa terjadi diduga karena warga setempat terjerat minimnya ekonomi sehingga mudah terpengaruh oleh orang asing yang baru datang di sana.
Baca Juga: Satgas RAFI 2024 Pertamina Patra Niaga Regional Papua Maluku Resmi Ditutup
Presiden terpilih Prabowo Subianto yang mantan Menteri Petahanan RI tentu sangat memahami geopolitik Indonesia.
Termasuk bagaimana menciptakan keamanan dalam negeri. Sehingga tak terjadi lagi gangguan stabilitas keamanan di Indonesia.
Kementerian Pembangunan Daerah Tertinggal (PDT) pernah memetakan sebagian besar kabupaten di Maluku termasuk dalam kategori daerah tertinggal rawan konflik.
"Sebagian besar kabupaten di Maluku termasuk dalam kategori daerah tertinggal rawan konflik. Maluku Tengah (Malteng) dan Kepulauan Aru misalnya termasuk dalam 10 kabupaten tertinggal rawan konflik prioritas pertama dengan frekuensi kejadian di atas 20 kasus per tahun," kata Deputi Bidang Pembangunan daerah khusus kementerian PDT, ketika itu, Suprayoga Hadi, di Ambon, belum lama ini.
Baca Juga: KPK Singkirkan Pegawai Pemungli di Rutan dengan Memecatnya
Atas pertimbangan itu penulis berkeyakinan Presiden terpilih Prabowo Subianto dapat membangun Maluku ke depan.
Geopolitik Indonesia
Geopolitik dalam negeri Indonesia tertantang soal keamanan. Seperti di Papua dan Maluku.
Misalnya: terorisme, separatisme dan konflik etnis menjadi fokus utama dalam agenda pertahanan Indonesia.
Menghadapi tantangan tersebut kerja sama antara TNI Polri dan masyarakat harus ditingkatkan dari waktu ke waktu.
Perlu diingat stabilitas internal tidak hanya menjadi tujuan utam.
Tetapi juga menjadi katalisator yang mendorong pembangunan dan pertumbuhan ekonomi berkelanjutan.
Baca Juga: Buka Pendaftaran Mahasiswa Baru, 129 Peserta Ikuti Seleksi Politeknik Enjiniring Kementan
Dalam hubungan internasional Indonesia aktif dan berperan penting dalam diplomasi regional dan global.
Keanggotaan Indonesia dalam organisasi ASEAN, PBB dan G20 membuka pintu peluang untuk kerja sama ekonomi dan politik.
Ini memperkuat posisi geopolitik Indonesia di panggung dunia. Tapi juga membuka jalan untuk pengembangan kolaborasi yang saling menguntungkan.
Karena itu Indonesia butuh sosok presiden atau pemimpin yang mampu menyelesaikan kasus-kasus geopolitik dalam negeri.
Indonesia butuh kamanan yang terjamin tidak hanya memberikan rasa aman.
Tetapi juga pemimpim yang mampu menciptakan lingkungan kondusif untuk investasi, baik dari luar negeri maupun domestik.
Geopolitik mencakup praktik analisis, prasyarat, perkiraan, dan pemakaian kekuatan politik terhadap suatu wilayah.
Baca Juga: Bertemu Tony Blair di Jakarta, Gibran Bicarakan Investasi AI di Solo
Konsep geopolitik Indonesia berlandaskan pada pandangan kewilayahan dan kehidupan bangsa.
Sebagai Negara yang sangat luas dengan berbagai keragaman di dalamnya, Indonesia memiliki Wawasan Nusantara sebagai dasar pengembangan wawasan nasional.
Oleh karena itu singkat kata pandangan geopolitik bangsa Indonesia adalah wawasan nusantara.
Yakni sebuah cara pandang dan sikap bangsa Indonesia mengenai dirinya yang bhineka, dan lingkungan geografinya yang berwujud negara kepulauan berdasarkan Pancasila dan UUD 1945.
Sedangkan yang menjadi tujuan dari geopolitik sebagai berikut.
Suatu negara membutuhkan Geopolitik guna menentukan pembinaan politik nasional.
Hal ini didasarkan kondisi dan situasi geografis dalam mencapai tujuan negara tersebut.
Baca Juga: Hindari Provokasi di Ruang Digital dengan Menerapkan Nilai Pancasila dan Bhineka Tunggal Ika
Indonesia sebagai negara kepulauan, mempunyai geopolitik tersendiri, yaitu Wawasan Nusantara.
Apa arti penting geopolitik bagi bangsa Indonesia.
Wawasan Nusantara Indonesia.
Suatu negara membutuhkan Geopolitik guna menentukan pembinaan politik nasional.
Hal ini didasarkan kondisi dan situasi geografis dalam mencapai tujuan negara tersebut.
Indonesia sebagai negara kepulauan, mempunyai geopolitik tersendiri, yaitu Wawasan Nusantara.
Apakah setiap negara memiliki geopolitik.
Setiap negara memiliki kode geopolitik. Sebagai contoh, pada abad kedua puluh satu Amerika Serikat memiliki kalkulasi geopolitik dengan berdasarkan kepentingan nasionalnya yang membuat ia memutuskan bahwa kehadirannya di titik-titik strategis dunia sebagai kode geopolitiknya
Geopolitik mengkaji makna strategis dan politis suatu wilayah geografi, yang mencakup lokasi, luas serta sumber daya alam wilayah tersebut.
Geopolitik mempunyai 4 unsur yang membangun, yaitu keadaan geografis, politik dan strategi, hubungan timbal balik antara geografi dan politik, serta unsur kebijaksanaan.
Geopolitik lebih fokus pada kajian soal faktor geografi, strategi, serta politik dalam suatu negara.
Kajian ini bersifat nasional dan mencakup satu wilayah negara.
Baca Juga: Ciptakan Situasi Kamtibmas Kondusif Selama Puasa dan Lebaran, Kapolda DIY Serahkan Penghargaan 10 Personel dan 3 PNS
Sementara geostrategi lebih mengarah pada strategi pembangunan untuk menciptakan masa depan negara yang lebih bermartabat serta aman.
Peranan Wawasan Nusantara dalam geopolitik Indonesia adalah: Mewujudkan persatuan dan kesatuan yang serasi serta selaras segenap aspek kehidupan nasional.
Menumbuhkan rasa tanggung jawab atas pemanfaatan lingkungan. Menegakkan kekuasaan guna melindungi kepentingan nasional.
Unsur Geopolitik Indonesia
Wadah. Unsur ini terdiri dari wujud wilayah yang ditentukan oleh lautan dan gugusan ribuan pulau, tata inti organisasi yakni sistem pemerintahan, dan tata kelengkapan organisasi tentang kesadaran politik & bernegara.
Pertimbangan geostrategis Indonesia adalah posisi silang, yang dirinci sebagai berikut:
Geografi, Demografi, Ideologi, Politik, Ekonomi, Sosial, Budaya dan Hankam.
Contoh kasus wawasan nusantara yang pernah terjadi di Indonesia salah satunya adalah Sengketa Terpecahnya Negara Timur Leste yang terlepas dari Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Ketika membahasa Timor Leste atau yang sekarang disebut negara Timur-Timur, sama halnya kita mengenang luka lama yang sudah lama hilang.
Istilah geopolitik semula oleh pencetusnya, Frederich Ratzel (1944-1904), diartikan sebagai ilmu bumi politik (Political Geography).
Istilah geopolitik dikembangkan dan diperluas lebih lanjut oleh Rudolf Kjellen (1864-1922) dan Karl Haushofer (1869-1946) menjadi Geographical Politic.
Terdapat beberapa manfaat wawasan nusantara sebagai geopolitik Indonesia, di antaranya sebagai berikut. a. Diterima serta diakuinya konsepsi nusantara di forum internasional.b. Menjadi salah satu sarana integrasi nasional bangsa Indonesia.
Baca Juga: Awas Banjir Rob, Warga Pesisir Jakarta Diminta Waspada
Geopolitik hadir dilatarbelakangi dengan adanya keinginan perluasan wilayah atau ekspansi demi pemenuhan kebutuhan, yang mana ekspansi tersebut membutuhkan penguasaan akan geografi (Mackinder, 1904).
Kesimpulan.