unescoworldheritagesites.com

Mahkamah Agung Masuk Kampus - News

Mahkamah Agung masuk kampus untuk ketiga kalinya

: Biro Hukum dan Humas Mahkamah Agung (MA) menyelenggarakan acara Mahkamah Agung Goes To Campus (MAGTC) atau MA masuk kampus untuk ketiga 2023.

Kegiatan kali ini diselenggarakan di Ballroom Munir Universitas Brawijaya Malang, Kamis (19/10/2023). Dimaksudkan untuk memberikan akses seluas-luasnya kepada agent of change seperti adik-adik mahasiswa semua, untuk mengelaborasi, bertanya, ataupun berdiskusi dengan para ahli yang dihadirkan di sini terkait tugas dan fungsi peradilan di Indonesia.

Kepala Biro Hukum dan Humas MA Dr Sobandi SH MH mengatakan, MA sebagai epicentrum of justice dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat, selalu berusaha mengikuti perkembangan informasi teknologi yang ada. Kini, masyarakat bisa melakukannya melalui aplikasi yang bernama e-court.

Baca Juga: Mahkamah Agung Kekurangan sebanyak 4.224 Hakim

Aplikasi ini diresmikan pada tahun 2018, dan kini dipastikan di seluruh pengadilan yang ada di Indonesia dari Sabang sampai Merauke, dari Miangas hingga Pulau Rote sudah mengaktifkan aplikasi tersebut.

“Artinya, pelayanan peradilan di seluruh Indonesia sudah berpindah dari manual ke digital, dan memudahkan semua masyarakat untuk mengaksesnya kapanpun dan di manapun,” ujar Sobandi dalam keterangan tertulisnya. Minggu (22/10/2023).

Sobandi juga menyebutkan MA  memiliki E-Berpadu atau Elektronik Berkas Pidana Terpadu. “Aplikasi ini bertujuan membantu dan memberikan kemudahan bagi pelaksanaan tugas pengadilan dan aparat penegak hukum terkait dalam rangka menyelenggarakan proses peradilan bagi para pihak,” tuturnya.

Baca Juga: Plt Sekretaris MA Lantik Sejumlah Pejabat Struktural Mahkamah Agung

Aplikasi e-Berpadu tidak hanya digunakan dan dimanfaatkan oleh MA, melainkan juga digunakan dan dimanfaatkan oleh penyidik kepolisian, kejaksaan, KPK, dan penyidik lain seperti BNN atau Penyidik Pegawai Negeri Sipil (PPNS), pentuntut umum kejaksaan dan KPK, Lembaga Pemasyakatan (LP) atau Rumah Tahanan (Rutan), terdakwa atau keluarganya, advokat dan masyarakat umum lainnya terutama masyarakat pencari keadilan.

“Tahun ini, menjawab tantangan AI (Artificial Intellegence), MA menciptakan Smart Majelis, aplikasi robotika berbasis kecerdasan buatan (artificial intelligence) untuk memilih majelis hakim secara otomatis, dengan menggunakan berbagai faktor antara lain pengalaman, kompetensi dan beban kerja hakim, mempertimbangkan jenis perkara yang akan diadili agar para hakim yang dipilih memiliki keahlian yang sesuai dengan perkara yang ditangani”, ungkapnya.

Tidak itu saja, kata Sobandi, ada pula Court live streaming, yakni aplikasi yang memungkinkan masyarakat untuk menyaksikan pembacaan amar putusan kasasi dan penijauan kembali secara langsung melalui live streaming.

Baca Juga: Laksamana Budayawan Hadiri Pagelaran Wayang Kulit Satu Layar Empat Dalang pada HUT ke 78 Mahkamah Agung

“Sebagaimana diketahui bahwa Core bisnis mahkamah agung dan peradilan adalah mengadili perkara. data dan informasi mengenai perkara sangat dibutuhkan pencari keadilan.” jelasnya.

Dr Aan Eko Widiarto SH MHum, Dekan Fakultas Hukum Universitas Brawijaya menyampaikan apresiasinya terhadap MA yang datang berkunjung ke Universitas Brawijaya dan bertemu langsung dengan para mahasiswa.

Menurut dia, dengan tujuan untuk mencari bibit – bibit unggul hakim dan aparatur peradilan dari perguruan – perguruan tinggi terbaik di Indonesia, semoga semakin banyak yang diterima berasal dari Fakultas Hukum Brawijaya.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat